Seorang politisi sekaligus pakar kebijakan publik Amerika Serikat, Robert Reich pernah berkata begini “Nanti tiba waktunya- entah kapan, saya tidak bisa memberi tanggal- ketika uang fisik akan terhenti sejenak eksistensinya”.
Ya, rasanya belum lekang dari ingatan kita mengenai polemik kebijakan pemerintah yang berupaya mengarahkan masyarakat pengguna jalan tol untuk menggunakan e-money per Oktober ini. Pemerintah beralasan jika penggunaan e-money ini akan menciptakan efisiensi waktu dan energi sehingga antrian panjang di pintu gerbang tol dapat diminimalisasi.
Tentu saja, masyarakat sangat setuju dengan penerapan sistem digital di seluruh pintu gerbang tol, namun kebijakan tersebut menjadi polemik berkepanjangan lantaran konsumen rata-rata merasa keberatan dengan pengenaan biaya isi ulang kartu sebesar Rp 1500-2000.
Di era digital seperti ini, tak heran jika tuntutan efisiensi semakin tinggi ditandai rantai perdagangan yang semakin pendek, transaksi tanpa uang tunai (cashless society), serta maraknya konsep sharing economy yang memunculkan eksistensi berbagai platform bisnis atau jual beli online.
Kondisi tersebut tentunya turut mengubah pola perilaku masyarakat yang mendambakan hidup nyaman tanpa ribet dalam memenuhi kebutuhannya. Kini, hampir semua kebutuhan masyarakat sudah mampu dipenuhi lewat transaksi online, seperti fesyen, kecantikan, transportasi, hotel, tiket pesawat, makanan, apalagi pulsa dan paket internet.
Salah satu platform bisnis yang menawarkan segala kemudahan tersebut adalah Traveloka. Selama ini, banyak orang mengenal Traveloka sebagai platform yang menawarkan kemudahan transaksi untuk perjalanan wisata baik ke dalam maupun luar negeri bagi para pelancong lokal.
Namun, di era penggunaan ponsel pintar seperti sekarang, kehabisan pulsa atau paket internet tentu bisa menjadi momok bagi masyarakat urban yang memiliki mobilitas tinggi dan aktivitas padat. Maka, tak heran jika Traveloka turut ambil bagian dalam penyediaan layanan pulsa dan paket internet yang praktis, mudah dan hemat di mana pun kita berada.
Tentu kita masih ingat jika sekitar 10-15 tahun lalu, rata-rata pengguna telepon seluler harus mengeluarkan biaya tambahan antara Rp500-1500 perak untuk setiap pembelian pulsa di konter hp atau ATM.
Bahkan, pembelian pulsa atau paket internet dari operator tertentu di beberapa minimarket modern masih dikenakan biaya administrasi Rp1000 sampai kini. Tentu saja, kehadiran platform start up yang mampu menyediakan layanan dengan harga kompetitif akan lebih menarik perhatian konsumen.
Jadi, mengapa kita perlu membeli pulsa dan paket data internet di Traveloka?
- Praktis, Tanpa Repot. Membeli paket internet murah bisa dilakukan dari mana saja tanpa harus keluar rumah, begitu mudahnya!
- Harganya Pas! Dapatkan harga kompetitif dan penawaran menarik
- Fleksibilitas & Kontrol.
Dengan menggandeng mitra operator seluler besar dan terpercaya, seperti Simpati, AS, IM3, Mentari, Axis, 3, XL, Bolt, dan SmartFren, membeli pulsa dan paket data internet untuk kebutuhan komunikasi, belajar, bekerja, belanja dan akses informasi pun jadi semudah jentikan jari di Traveloka.
Seperti halnya polemik e-money sebelumnya, jangan sampai tujuan baik pemerintah menuju generasi masyarakat praktis tanpa uang tunai, justru malah mengendurkan minat masyarakat sendiri lantaran adanya pungutan top up kartu e-money.
Meski hanya beberapa rupiah saja, berapa pun biaya administrasi yang dibayarkan konsumen bisa menjadi beban yang layak diperhitungkan. Di sinilah, peranan platform bisnis aplikasi, semacam Traveloka untuk benar-benar memudahkan tanpa membebankan kelebihan biaya apa pun pada konsumen hingga tercapailah cita-cita masyarakat digital yang efisien.
Baca juga: Liburan Seru dengan Kereta Api Bareng Si Kecil, Kenapa Tidak?
Sumber: Traveloka/RakyatMerdeka/Jakartapost
*Paid post
Leave a Reply