5 Alasan Kita Tidak Dianjurkan Bekerja Multitasking

multitasking

Banyak orang percaya bahwa menjadi seorang master multitasking (alias mengerjakan banyak hal dalam waktu bersamaan) sangatlah mungkin mencapai tujuan, namun benarkah demikian adanya?

Tak jarang pula, banyak orang beranggapan, bahwa bisa mengerjakan segala sesuatu dalam waktu bersamaan merupakan hal yang hebat dan keren.

Faktanya, otak kita didesain hanya untuk fokus pada satu hal, sedangkan kegiatan membombardir otak dengan begitu banyak informasi yang harus masuk kepala, hanya akan memperlambat kinerja otak.

Temuan mengejutkan ini diungkapkan oleh seorang neuroscientist dari MIT , Earl Miller bahwa otak kita “ tidak bisa bekerja baik saat multitasking”, atau sesederhana yang orang bayangkan. Ketika mengerjakan banyak hal, maka mereka hanya berpikir mengubah dari satu tugas ke yang lainnya secara cepat. Maka, setiap kali mereka melakukannya, itulah yang dinamakan biaya kognitif.

Otak kita tidak dirancang untuk bekerja multitasking

multitasking
Dok. Inc.com

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, otak kita memang tidak dirancang untuk bekerja multitasking. JIka terjadi perubahan konsentrasi dari satu tugas ke tugas lainnya, inilah yang menyebabkan dampak buruk bagi otak. Ketika kita menyelesaikan satu tugas sederhana, seperti (mengirim email, menjawab pesan teks, atau mem-posting sebuah tweet), sebetulnya kita sedang mengalami adiksi neural atau saraf.

Otak kita sangat menyukai dopamin, dan kita pun tak sadar didorong untuk tetap melakukan multitasking sederhana itu, yang membuat kita mendapat kepuasan instan. Inilah masalahnya, bahwa hal itu menyebabkan kita merasa seolah telah menyelesaikan banyak tugas, nyatanya kita tidak menyelesaikan apa pun.

Multitasking menurunkan kualitas dan efisiensi kerja

Satu catatan penting lagi yang perlu diingat adalah, multitasking membuat kita sulit mengatur pikiran dan menyaring informasi tak relevan, bahkan mengurangi kualitas dan efisiensi dalam bekerja.

Studi dari University of London menunjukkan, bahwa subyek pekerja multitasking saat ketika melakukan pekerjaan kognitif tenryata menyebabkan penurunan IQ. Faktanya, penurunan IQ sama dengan orang yang melewatkan tidur di malam hari atau menghisap mariyuana. Menyeramkan bukan? .

Multitasking mendorong hormon penyebab stres

Multitasking ternyata juga dapat meningkatkan produksi kortisol, yakni hormon penyebab stres. Inilah yang menyebabkan kita merasa begitu cepat lelah, bahkan rapuh secara mental (meskipun anda baru memulai bekerja).

Apa gangguan terbesar dari multitasking? Inbox alias isi pesan di gadget anda. Beberapa studi menunjukkan, hal sederhana seperti adanya isi pesan yang belum terbaca, dapat mengurangi IQ efektif anda hingga 10 poin!

McKinsey Global Institute mengkaji bahwa para karyawan dapat menghabiskan 28 persen pekan kerja mereka untuk mengecek email.

Sebegitukah masalah email? Maka, anda pun perlu sesekali melindungi diri anda dari multitasking dengan membuat jadwal dan komitmen untuk menjalaninya.

Akibat multitasking bagi pria lebih buruk

multitasking
Do. Inc.com

Bagi pria, kegiatan multitasking dapat menurunkan IQ hingga 15 poin, sehingga membuat IQ kognitifnya ekivalen dengan anak usia 8 tahun.

Dampak buruk bisa jadi permanen

Riset terbaru juga menyatakan kemungkinan kerusakan kognitif yang berhubungan dengan multitasking dapat permanen. Studi University of Sussex (UK) menjalankan scan MRI pada otak individu yang menghabiskan waktu dengan beberapa alat elektronik (misalnya, mengetik sambil menonton TV).

Hasilnya menunjukkan bahwa subyek yang melakukan multitasking lebih berisiko mengalami kekurangan kepadatan otak pada anterior cingulate korteks. Itulah area otak yang paling menentukan rasa empati dan kontrol emosional.

Meski, ada perdebatan mengenai penemuan tersebut, tetap saja multitasking tidak membantu anda untuk fokus terhadap hasil. Jadi, ada baiknya ketika anda menulis surat lamaran kerja, tidak memasukkan multitasking sebagai kelebihan ya 🙂

Ditulis Larry Kim dan diterbitkan di Inc.com


Posted

in

by

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!