Kemajuan teknologi dan zaman ternyata cukup banyak mengubah pola pikir sebagian masyarakat dan anak muda yang berniat memulai bisnis.
Jika di masa lalu, memulai bisnis biasanya membutuhkan modal tak sedikit, namun di masa kini modal berupa uang setidaknya bisa diminimalisasi karena pertumbuhan media sosial yang bisa dimanfaatkan secara cuma-cuma untuk berjualan.
Maka, tak heran jika begitu banyak peluang model bisnis yang dijalankan lewat jalur online, salah satunya yang masih cukup hangat hingga tahun ini adalah bisnis jasa titip (jastip) beli.
Bisnis jasa titip beli ini memang sangat cocok bagi anda yang gemar belanja dan jalan-jalan. Jadi, meski dibilang nyaris tanpa modal, tapi anda tetap harus rela meluangkan waktu dan energi untuk menjalaninya.
Pelakon bisnis jastip beli ini biasanya dinamakan personal shopper. Cara kerjanya adalah, anda datang ke mal atau pusat belanja tertentu, lalu memotret beberapa item atau produk yang rencananya akan ditawarkan lewat media sosial. Setelah foto diunggah, maka biasanya pengikut akun medsos yang tertarik akan memesannya.
Mereka akan mentransfer sejumlah uang termasuk harga barang, biaya ongkir, dan jasa titip beli yang biasanya dipatok antara Rp20.000-30.000 per item.

Meski, angka jastipnya terlihat kecil, namun beberapa personal shopper yang sukses bisa mendapat pesanan hingga ratusan bahkan ribuan pcs dalam sebulan bahkan seminggu. Angka 20 ribu yang terlihat kecil ternyata bisa mendulangkan keuntungan bersih belasan sampai puluhan juta per bulan.
Meski, terlihat mudah, namun seperti halnya dalam melakoni bisnis yang lain, jika ingin sukses di bisnis jastip beli tentu membutuhkan strategi yang tepat dan konsistensi dari mulai menentukan target pasar, membangun relasi dengan toko atau pemegang merk, membuat sistem, hingga proaktif mempromosikan akun jualan medsosnya.
Salah satu personal shopper yang sukses menjalani bisnis jastip beli ini adalah Anissa Kharis yang fokus berjualan pakaian dan pernak pernik anak lewat akun Instagram bisnisnya yang sudah memiliki lebih dari 58 ribu pengikut.
Meski, baru dibangun sejak 2013 lalu, Annisa mengaku sudah mampu membukukan omzet puluhan sampai ratusan juta per bulan lewat bisnis yang masih awam bagi sebagian besar orang ini.
Saat ke mal, ia biasanya selalu mencari barang-barang yang diobral. Pembelinya pun rata-rata adalah orang di luar Pulau Jawa di mana jumlah mal tidak banyak seperti di kota-kota besar di Pulau Jawa.
Butuh konsistensi
Pelakon bisnis jastip beli lainnya, adalah Achmad Mulyadi alias om Aldira yang mulai membangun bisnis jastip kurang lebih setahun lalu. Ia mengatakan, menjalani sebuah bisnis apa pun harus punya target dan tujuan. Pria yang juga merupakan pendiri marketplace Idaff ini mengingatkan, jangan sampai energi dan uang yang sudah terbuang jadi sia-sia karena kita tak punya target.
“Saya bersama istri mulai membangun bisnis jastip beli sejak Maret 2016 lalu, awalnya capek dan tekor, karena cuma untung 100 ribu perak, sedangkan kami jajannya udah 400 ribu sendiri. Tapi, kami tetap lanjut fokus ke pakaian dan mainan anak. Di salah satu mal, itu diskonnya bisa gede-gedean banget sampai 70 persen,”ujarnya saat mengisi kelas rutin mingguan SB1M di Jakarta beberapa waktu lalu.

Selain barang anak, om Aldira juga mulai menggarap pasar pakaian bermerk, seperti Zara, Bershka, Stradivarius, H&M, Pull & Bear dan Mango karena cukup sering kasih diskon, dan barangnya juga banyak diminati. Tak jauh berbeda dengan Anissa, konsumen om Aldira juga kebanyakan adalah wanita dari luar Pulau Jawa, seperti beberapa kota besar di Kalimantan.
Awalnya, ia menetapkan keuntungan jastip sebesar Rp15 ribu, tapi sekarang sudah naik jadi Rp20 ribu per item. Transaksi penjualan hingga kini, bisa mencapai 700-900 pcs per bulan. Lebih mengejutkan lagi, berkat konsistensinya itu, ia malah memperoleh grand prize mobil sedan mewah dari salah satu mal besar di Jakarta Selatan sebagai top spender alias pembelanja paling banyak. Edan 🙂

dok. SB1M Official
“Saya menjadwalkan waktu belanja, setiap selasa, rabu, dan kamis setiap minggu. Kalau weekend biasanya sulit, karena lebih ramai, yah kasih kesempatan lah sama yang lain buat belanja hehe,”ujarnya.
Meski begitu, tidak semua mal besar bisa digarap untuk menjalani bisnis jastip ini. Tidak semua mal juga rutin memberi diskon besar. Menurut dia, di awal kita perlu melakukan riset lebih dulu, mengenai sistem kerja atau toko di mal yang ingin kita incar. Misalnya saja, ada salah satu pemegang merk-merk terkenal yang mengharuskan kita membuat surat pernyataan sebelum melakukan pemotretan terhadap barang-barang yang di-display itu.
“Kita harus tahu kapan barang baru datang, modelnya berapa banyak, dan kapan saja waktu diskon besar untuk stok lama. Ini tentu ada triknya sendiri,“tambahnya.
Sedangkan, untuk pemasaran, om Aldira menggunakan medsos Instagram yang kini sudah memiliki pengikut lebih dari 50 ribu. Cara promosi yang paling efektif adalah menggunakan hashtag yang relevan dan konsisten posting foto produk setiap hari.
“Kalau di daerah itu, banyak orang yang gila-gilaan belanjanya, ada yang minimal Rp4 juta sebulan, ada yang 12-15 juta seminggu buat dipakai sendiri dan keluarga. Yah, mereka duit banyak, tapi gak banyak mal kayak di Jakarta. Jadi, ini masih jadi peluang,”ujarnya.
===
Meski, jenis bisnis ini bukan passion saya pribadi, tapi om Aldira mengingatkan, bahwa banyak jalan menuju Roma, begitu pula banyak jalan menuju kesejahteraan hehe…
Intinya adalah gimana memanfaatkan kreativitas kita untuk memanfaatkan peluang yang sebetulnya ada di depan mata dibanding ngeluh susah masuk PNS/dapat kerjaan atau gaji kecil muluk, mending mulai mikir apa yang memungkinkan kita lakukan saat ini #ceileehh 🙂
Leave a Reply