Bagi para pemilik usaha yang fokus pada product brand dan distribusi, membangun eksistensi di dunia maya semestinya bukan lagi sekedar iseng belaka. Sayangnya, tak semua orang mampu menjadi pencipta konten profesional. Maka, tak heran jika kerap muncul pertanyaan, lalu saya harus posting apa di blog atau media sosial?
Banyak orang tak memahami pentingnya perencanaan dan pengelolaan konten di era new media. Padahal, perencanaan konten semacam itu sama pentingnya dengan upaya publikasi konten di media-media mainstream jaman old, seperti koran atau majalah. Semakin sering dan terencana konten yang dipublikasi di media sosial, hal itu berpotensi mengerek popularitas dan profesionalitas brand.
Salah satu media sosial yang masih dipertimbangkan kalangan bisnis hingga kini, adalah Instagram. Ada banyak cara atau pendekatan agar feed akun bisnis kita tetap update di mana para pengikutnya juga bisa lebih terlibat di dalamnya. Berikut adalah beberapa ide postingan yang bisa dilakukan untuk akun Instagram bisnis.
Selain perencanaan ide konten, pastikan juga melakukan strategi penjadwalan berkala agar audiens tidak merasa jenuh dengan konten itu-itu saja. Tentunya, hal tersebut jauh lebih mudah dilakukan jika kita telah memiliki tim yang solid. Kalau belum yah mau nggak mau, jalanin sendiri he..he.. 🙂
1. Memajang foto produk
Foto atau video yang bercerita tentang produk merupakan pendekatan paling mudah untuk memperkenalkan sebuah bisnis di Instagram atau media sosial lainnya. Postingan berupa foto produk bisa dipajang khusus atau disisipkan dalam foto gaya lain, misalnya flat lay. Tentu, masih banyak ruang kreatif yang bisa dilakukan. Justru yang menjadi tantangan adalah bagaimana agar postingan foto produk tidak terkesan “nyampah” di lini masa pengikut.
2. Meraih konsumen dengan fitur “shoppable photo tag”
Salah satu fitur terbaru Instagram adalah “shoppable photo tag” di mana memungkinkan para pengikut akun bisnis kita bisa langsung diarahkan ke situs toko online. Dengan fitur ini, akan memudahkan pengguna mobile langsung bisa membeli produk yang ditaksir lewat toko online. Tak hanya bisa ditampilkan di feed, tapi fitur ini juga bisa tampil di stories.
3. Go live!
Video yang tayang secara langsung berpotensi membangun hubungan dengan konsumen lebih cepat. Rasanya lebih otentik, di mana audiens dapat berinteraksi langsung dengan akun tertentu. Ruang ini tentu dapat dimanfaatkan untuk menjawab pertanyaan, memamerkan suasana toko, menampilkan hal-hal di balik layar, hingga peluncuran produk terbaru. Supaya lebih maksimal, ada baiknya sebelum live, diumumkan lebih dulu waktunya.
4. Repost (user generated content)
Meski, tidak semua akun bisnis bersedia melakukannya (karena cenderung mengacaukan tampilan feed), ide untuk memposting kembali foto para pelanggan di akun brand akan memberikan kebanggan tersendiri bagi mereka. Para pelanggan merasa lebih diapresiasi dan diperhatikan. Pendekatan ini juga bisa dianggap sebagai cara halus mempromosikan brand.
5. Beri ruang bagi karyawan untuk tampil
Ide konten yang memfokuskan pada kinerja orang-orang di balik layar sebuah brand tentunya juga menarik untuk dicatat. Pendekatan ini memberi cara untuk menunjukkan pada audiens sisi kemanusiaan dari perusahaan, bahkan berpeluang membangun koneksi secara emosional.
6. Buat kontes/giveaway/kuis
Kontes dan giveaway merupakan salah satu ide yang sudah lama digunakan brand untuk menarik pengikut baru. Biasanya konten semacam ini akan mengiming-imingi audiens dengan hadiah tertentu, dengan syarat mereka harus me-repost sebuah konten di akun media sosialnya masing-masing.
Namun kekurangannya, mereka akan setia hanya selama proses kontes saja, setelah dapat hadiah atau kontes berakhir, biasanya mereka akan gone with the wind …hahaha. Maka itu, cara-cara ini perlu dikemas dan direncanakan sebaik mungkin, agar orang yang mendapat apresiasi adalah yang benar-benar target market brand kita.
7. Menginspirasi pengikut dengan kutipan positif
Mungkin ada orang yang sudah jengah dengan ceramah-ceramah motivasi. Namun, di tengah masih banyaknya konten di media sosial yang negatif, sekedar mengingatkan audiens untuk tetap berpikir positif melalui kutipan-kutipan bermakna bisa menjadi pendekatan yang oke juga.
Sumber: shopify
Leave a Reply