Bagi anda yang akan merencanakan perjalanan mudik untuk hari raya Lebaran tahun ini, tentunya membutuhkan banyak persiapan baik dari segi mental, fisik, serta keuangan.
Perjalanan panjang di jalan, antrian mengular, serta kepadatan jumlah pemudik selalu mewarnai suasana ritual tahunan ini di Indonesia setiap menjelang Lebaran. Rasa rindu terhadap kampung halaman dan sanak saudara tidak pernah menyurutkan ratusan ribu pemudik untuk berlelah-lelah dan berepot ria sepanjang perjalanan mudik.
Selain, membawa perbekalan makanan yang cukup, rasanya tak lengkap jika tidak ditemani oleh buku-buku cerita bertema perjalanan ini sembari menambah wawasan dan inspirasi. Anda pecinta buku? Nah, daripada anda jenuh menunggu atau berada dalam kepadatan berjam-jam, tentu lebih baik jika anda membawa bekal beberapa buku novel rekomendasi ini demi membunuh waktu, dan tak terasa anda pun sudah tiba di kampung halaman tercinta;
The Dusty Sneaker
Buku yang bertajuk “Kisah Kawan di Ujung Sana” ini berkisah mengenai perjalanan dua sahabat yang terpisah. Gypsytoes di Belanda, sedangkan Twosocks di Indonesia. Gypsytoes menceritakan pertemuannya dengan orang-orang baru, tempat-tempat yang tak pernah sangka bakal dia kunjungi, serta upayanya memaknai baru arti perjalanan. Sedangkan, sahabat satunya, Twosocks, mengajak para pembaca melihat lebih jauh keindahan Indonesia dari sisi lain, membawa kita berkenalan dengan teman-teman lama, dan mengajukan sebuah pertanyaan apa yang bisa kita lakukan untuk negeri tercinta ini.
Kopi Sumatera di Amerika
Buku ini cukup menarik karena ditulis oleh Yusran Darmawan yang berhasil mendapatkan beasiswa bergengsi ke Amerika Serikat karena ketekunannya menulis blog. Menilik judulnya, mungkin anda akan berpikir bahwa buku ini hanya bercerita tentang kopi Indonesia, meski tidak sepenuhnya salah, sebetulnya buku adalah salah satu buku yang berisi perjalanan ke sebuah negeri nun jauh dan mungkin menjadi impian banyak orang untuk pergi ke Tanah Paman Sam ini. Secara umum, buku ini sendiri banyak menggugah kesadaran sebagian besar kita betapa berharganya hidup ini jika hanya dihabiskan untuk hal-hal yang biasa saja.
Once Upon a Time in Korea
Buku ini ditulis oleh Elvira Fidelia, dan secara umum bercerita mengenai perjalanan dan pengalamannya bersama sang sahabat, yang baru saja lulus kuliah dan ingin melanjutkan kuliahnya di negeri orang. Akhirnya, jatuhlah pilihan pada Korea alias Negeri Ginseng. Tak pelak, perjuangan untuk meraih mimpi itu harus membuat mereka bersusah payah mendaftar semua beasiswa, hingga akhirnya beberapa bulan kemudian membuahkan hasil. Mereka pun diterimadi Kyung Hee University.
Travel Writer Diaries
Bagi anda para penggila travelling, rasanya tidak lengkap jika anda belum membaca buku karangan salah satu travel writer terkemuka di Indonesia, Teguh Sudarisman. Buku ini sendiri sedikit menyentil kebanyakan kita yang lahir dan besar di Indonesia, namun ternyata masih banyak di antara kita yang belum menyadari keindahan negeri negeri khatulistiwa yang tersembunyi.
Saking banyaknya, buku ini seolah menggambarkan bahwa tak akan cukup waktu bahkan seumur hidup kita menjelajah Indonesia. Beberapa spot unik dan menarik adalah, biorock terbesar di Bali Utara, Danau Linow yang kerap berubah warna, atau lokasi peristirahatan/resort mewah di Pulau Moyo yang pernah dikunjungi mendiang Lady Diana. Tak cukup sampai di situ, anda akan disajikan 27 kisah tak biasa mengenai Indonesia di buku ini.
30 Paspor di Kelas Sang Profesor
Dari judulnya, sudah tergambar ya, bahwa ini adalah buku perjalanan yang berasal dari sebuah tugas mata kuliah Pemasaran Internasional. Mereka adalah mahasiswa dan mahasiswi FEUI yang bertugas mengelana berbagai belahan dunia dengan ragam pengalaman dan cerita menarik di baliknya. Meski, terkesan bersenang-senang, namun sebetulnya ada pesan yang menginspirasi di balik tujuan penugasan dan perjalanan para anak muda ini.
*berbagai sumber
Leave a Reply