Sebelum era internet dan kemudahan teknologi seperti sekarang, majalah menjadi salah satu sumber informasi media cetak yang cukup digemari banyak orang, dari mulai segmen anak-anak hingga dewasa.
Tak luput pula, sejak tahun 1980-an hingga 2000-an, silih berganti majalah yang menemani kehidupan masa remaja. Sebagian ada yang langsung hits dan mencuri perhatian. Maklum saja era 1980-1990-an bisa dibilang masih minim pilihan hiburan atau medianya, jadi tak heran jika banyak remaja yang mengisi hari-harinya dengan membaca bentuk fisik.
Majalah-majalah ini pada umumnya menawarkan ragam konten menarik, namun serupa seputar fesyen remaja, tips cinta, musik, film, psikologi dan pengembangan diri, liputan kegiatan sekolah, cerita pendek (cerpen) dan cerita bersambung (cerbung).
Apa daya, di era digital seperti saat ini, harus diakui bukan hal mudah bagi media konvensional, khususnya media cetak untuk tetap bertahan. Meski, saat ini, masih ada beberapa majalah remaja yang bertahan.
Entah karena faktor teknologi semata, ketatnya persaingan dan minim inovasi, atau memang minat baca generasi remaja yang makin berkurang. Faktanya, majalah yang sempat eksis di masa lalu dan kini tutup usia tetap ada di hati para pecintanya.
Aneka Yess
Aneka Yess adalah salah satu majalah remaja yang cukup hits dan populer sejak pertama kali terbit tahun 1990. Salah satu hal yang tak terlupakan dan menjadi “soul” dari majalah ini adalah kontes pemilihan Coboy (cover boy) dan Cogirl (cover girl) yang digelar tiap tahunnya, sekaligus menjadi titik awal kelahiran banyak bintang beken di industri hiburan Tanah Air.
Sebut saja, Anjasmara, Vira Yuniar, Ponco Buwono, Atalarik Syach, Luna Maya, dan Dwi Andhika. Meski tidak pernah berlangganan, pas zaman SD saya ingat pernah baca dan suka banget sama salah satu cerpennya, dan satu lagi yang bikin happy, pernah dapat mini booklet Spice Girls tentang perjalanan karir dan masa kecil para personilnya, tahun 1997 kalau gak salah 🙂
Siapa sangka tahun 2014 lalu, menjadi tahun terakhir majalah ini terbit. Setelah berbagai upaya, termasuk sempat menggarap media digital, akhirnya majalah ini menyerah juga.
Kawanku
Selain Gadis dan Aneka, dulu saya juga lumayan suka beli majalah yang satu ini. Seperti kompetitornya, Gadis, majalah dwi mingguan Kawanku ini juga termasuk salah satu majalah remaja lawas di mana pertama kali terbit tahun 1970.
Jika Gadis dikenal lewat event Gadis Sampul (GadSam), maka Kawanku juga punya gelaran serupa, Model Kawanku (MoKa) yang banyak melahirkan bintang, seperti Titi Kamal, Laudya Chintya Bella, Sissy Priscillia dan masih banyak lagi.
Majalah yang mengkhususkan diri untuk remaja putri menawarkan banyak informasi seperti majalah remaja umumnya, seperti aneka tips, cerpen, film, liputan kegiatan sekolah dan selebritas.
Salah satu hal tak terlupa dari majalah ini adalah, mereka kerap memberi bonus poster dan pin up selebriti di edisi-edisi tertentu. Saya sendiri masih ingat dan suka banget, karena pernah dapat pin up Claire Danes, lawan main Leonardo DiCaprio di film Romeo and Juliet 😉
Setelah, lebih dari 40 tahun berdiri, majalah ini akhirnya ditutup penerbit Gramedia pada bulan Desember 2016 lalu, setelah sebelumnya mereka juga menutup 7 lini media cetaknya. Kini, Kawanku telah bertransformasi menjadi sebuah situs online cewekbanget yang mewadahi para content creator.
Anita Cemerlang
Tak kalah lawas, Anita juga termasuk salah satu majalah remaja yang cukup mencuri perhatian, sejak terbit pertama kali tahun 1979. Mungkin karena belum banyak majalah saat itu yang khusus menampilkan cerpen atau cerbung di tiap edisinya. Seiring berjalan waktu, tampilan dan konten majalah ini pun mulai berevolusi lebih kekinian.
Saya juga punya kenangan sama majalah ini, saat melihat sampul depan girl band Spice Girls di sebuah etalase mal (waktu itu sekitar tahun 1998, mereka lagi diguncang isu bubar, karena Geri Halliwel mundur ), langsung minta dibellin deh karena mau lihat lengkap isi artikelnya 🙂
Dan, momentum itu jadi pertama dan terakhir kalinya saya membeli majalah ini. Lama tidak terdengar, ternyata, majalah ini sudah tutup tahun 2002 lalu.
Mode
Nah, kalau majalah satu ini belum pernah sih ngerasain pegang fisiknya. Tapi, buat generasi remaja di era 1980-1990-an pastinya sangat mengenal majalah Mode. Majalah ini disebut-sebut agak sedikit berbeda dalam pendekatan konten, karena lebih mengangkat perkembangan fesyen dan gaya rambut yang sedang hits di masanya.
Seperti majalah remaja umumnya, Mode juga punya gelaran pemiihan model cover sendiri yang juga melahirkan banyak bintang. Namun, satu hal yang mungkin tidak akan terlupa oleh pecintanya, adalah cerita berseri sosok karakter Lupus dan Olga ((correct: majalah Hai!) yang ditulis oleh Hilman Hariwijaya dan menjadi tren gaya hidup remaja saat itu. Kedua cerita karakter ini, bahkan mendulang sukses lewat buku, film, dan serial televisinya di era 1990-an.
Tak jelas, kapan majalah ini menarik diri dari pasaran. Faktanya, majalah ini lama tak tampak di berbagai etalase, malah ada yang menjual edisi-edisi jadulnya di beberapa situs jual beli online.
Story
Di antara semua majalah bergenre remaja di atas, Story bisa dibilang menjadi yang paling muda sekaligus paling cepat tutup usianya. Terbit sejak tahun 2009, majalah bulanan Story menawarkan konten yang tak banyak berbeda dengan media remaja sejenisnya, seperti cerpen, info selebriti dan berbagai tips remaja lainnya. Meski, tak sempat mengenal lebih dalam, majalah ini sempat dipasarkan di jaringan ritel minimarket terkenal, hingga akhirnya memutuskan berhenti terbit.
dok. berbagaisumber
Leave a Reply