Ada satu rahasia umum di kalangan tenaga pemasaran perbankan kala mencari calon nasabah, yakni praktik jual beli data. Hal ini sebenarnya juga diamini banyak pelaku industri perbankan atau pialang saham. Jadi, memang ada kecenderungan antar pemasar sering melakukan jual beli data nasabah potensial, untuk diprospek berbagai macam kepentingan.
Tak hanya di perbankan, hal ini juga lazim ditemui di antara pemasar propertI demi bisa mencapai target penjualan. Di era bisnis online dan big data, banyak perusahaan mampu membukukan penjualan fantastis hanya dari database pelanggan, maka itu jual beli database ini kadang memang tak bisa dihindari.
Namun, cara ini sangat tidak diperkenankan selain lantaran etika juga berpotensi merusak reputasi dari si pemasar itu sendiri. Bayangkan saja, data yang diberikan saat mendaftar aplikasi kartu kredit atau asuransi bisa beredar liar dan sulit dijaga keamanannya. Berikut adalah beberapa alasan lainnya:
Penyedia jasa email marketing tidak akan mengizinkan mengirim email hasil jual beli
Penyedia jasa email marketing yang memiliki reputasi baik, tentunya akan lebih merekomendasikan kamu menggunakan opt in email list. Mereka juga selalu memastikan bahwa orang yang dikirimi email sudah menyetujui untuk berlangganan.
Alamat email yang benar biasanya tak mudah dijualbelikan
Kamu yakin bisa mendapat alamat email dari orang yang berkualitas hasil jual beli? Boro-boro email yang diperjualbelikan, kadang-kadang banyak pelanggan yang memasukkan alamat email bohongan saat berkunjung ke e commerce tertentu hanya untuk mendapat voucher 😀 Artinya, bisa saja kontak email utama orang itu memang sengaja tidak sembarang disebar.
Orang yang dikirimi email hasil jualbeli tidak mengenal kamu sama sekali
Anggaplah kamu membeli database email dari pihak ketiga, tanpa babibu… tetiba kamu mengirimi orang itu penawaran ini itu. Kira-kira bagaimana reaksi dia? Kalau saya pribadi, biasanya langsung melakukan “mark as spam” atau unsubscribe apabila mereka menggunakan jasa email marketing 😉
Hal ini berbeda ketika calon konsumen sudah mengenal brand kamu lebih dulu, lalu mereka dengan sukarela memasukkan emailnya untuk mendapat informasi lebih lanjut. Itu artinya, mereka adalah target pasar kamu.
Bijaklah menggunakan data pelanggan yah 🙂
Leave a Reply