kreatif

Rei Kawakubo: Sosok Kreatif “Anti Fashion” yang Gak Ada Matinya

Saat mengikuti short course beberapa waktu lalu, saya pernah ditanya oleh salah satu instruktur, “are you a creative person”? Dengan ragu, saya bilang “I’m not confident enough” 🙂 Dan, beberapa peserta lain juga tampak ragu-ragu menjawab.

Ya, menjadi orang kreatif yang selalu muncul dengan ide-ide cemerlang yang menjual memang bukan hal mudah. Namun, terkadang kita merasa tidak kreatif bukan dari sananya, tapi karena sebenarnya memang malas berpikir 😀

Belum lagi, berbagai aturan sejak sekolah dulu, juga makin membuat kebanyakan dari kita hanya sekedar berpikir di dalam kotak, kalau gak yes ya no. Segala sesuatunya jadi serba rigid, padahal kreativitas itu perlu digali dan diasah terus menerus.

Kalau menurut copywriter dan pendiri sebuah biro iklan Budiman Hakim, kreatif itu bukan sekedar job description, tapi sikap hidup. Iya bener juga, kalau kita gak kreatif, memang masih bisa survive 😉 So, semua orang mestinya bisa jadi kreatif apa pun latar belakang pendidikan dan pekerjaannya.

Misalnya aja, kalau udah tahu jalan lewat A selalu macet, kenapa kita masih terus lewat jalan A dan berkeluh kesah sepanjang hari, kok gak cari alternatif lain? Dan, masih banyak lagi permasalahan hidup yang sebetulnya bisa kita selesaikan dengan kreativitas.

Sosok “anti fashion”

Salah satu sosok kreatif yang menurut saya patut dijadikan contoh generasi muda adalah desainer Rei Kawakubo. Bagi pecinta industri fesyen haute couture, sosoknya mungkin sudah tidak asing lagi.

Meski, usianya sudah menginjak 74 tahun, desainer yang berdomisili di Tokyo dan Paris ini seperti tak pernah kehabisan ide untuk selalu mengeksplor hal baru dan cenderung berani keluar dari zona kenyamanan.

REI KAWAKUBO
“Rei Kawakubo/Comme des Garçons: Art of the In-Between” dok. philipinestar

Coba aja lihat koleksi-koleksinya yang nyentrik abis, kalau gak dianggap orang umum “kok aneh ya” hehe.. Tapi, karena keanehannya itu, saya malah jadi penasaran dengan latar belakangnya.

Rei memang tidak pernah bersekolah formil merancang busana, namun ia merupakan alumnus Keio University, bidang seni dan literatur. Pengalamannya di dunia fesyen banyak terasah saat ia bekerja di sebuah perusahaan tekstil dan kemudian menjadi perancang busana lepas tahun 1967.

Dalam perjalanan karirnya, ia kemudian mendirikan brand Comme des Garcons pada tahun 1973 di mana sejak saat itu ia identik dengan desain avant garde dan garis rancang yang bisa disebut anti-fashion.

Dalam setiap  koleksi terbarunya, Rei tidak mengikuti tren mode terkini yang sedang hangat, melainkan membuat tren dengan caranya sendiri yang kerap menantang dunia fesyen dan kecantikan.

rei kawakubo
Showcased at Paris Fashion Week, the Comme des Garçons Fall 2017 dok. metro

Salah satu kutipan Rei yang begitu kuat menunjukkan identitasnya adalah “For something to be beautiful it doesn’t have to be pretty”. Ia juga kerap menunjukkan ekperimen revolusioner  bertajuk “the space between boundaries” dalam karya estetikanya.

 Tapi, ia gak hanya sekedar menampilkan “keanehan” loh, namun juga dinilai konsisten menawarkan teknik baru untuk koleksinya, dari mulai bentuk hingga penggunaan material. Nah, cara-cara kebaruan dan inovasi ini juga perlu ditiru untuk tetap membuat karya kita tetap segar dan menarik.

 “Aku selalu mengejar cara baru dalam mendesain, dengan menyangkal nilai-nilai yang ada dan apa yang umumnya diterima sebagai norma. Ekspresi mode yang selalu penting bagiku adalah fusi, campuran, ketidakseimbangan, belum selesai, eliminasi dan tidak adanya niat,” ujar desainer dikutip siaran rilisnya, dok. Wollipop).

rei kawakubo
Rihanna tampil memukau lewat gaun arsitektural dengan sentuhan detil bunga 3D rancangan Rei Kawakubo dok. harper’s bazaar

Di ajang high-fashion Met Gala Vogue 2017 kemarin, menampilkan tak kurang dari 120 rancangan Rei yang ikonik. Dari karya pertamanya di Paris Fashion Week 30 tahun lalu, hingga koleksi terbarunya.

Rei memang gak ada matinya yah 🙂

Siapkah kita mendobrak pakem dan mengerjakan sesuatu dengan gaya sendiri layaknya yang dilakukan wanita berusia kepala 7 ini?

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!