fashion

Perjalanan Kate Spade Membangun Kerajaan Bisnis Fashion Miliaran Dolar

“The nothing black bag”. Itulah ungkapan Spade terhadap beberapa koleksi Prada dan Chanel, saat ia akan memulai mendirikan label sendiri dengan gaya lebih quirky, berwarna, cerah, mempesona, serta mampu merepresentasikan karakter pemakainya.

Sebagai desainer fashion dan ikon bisnis ternama, Kate Spade dikenal sebagai karakter yang menyenangkan, sama halnya dengan koleksi aksesorisnya yang begitu berani dengan warna warni menyala. Spade yang merupakan lulusan jurnalisme dari Arizona State University tahun 1985 sempat berkelana ke Eropa. Tahun berikutnya, ia pindah ke New York dan mulai bekerja di departemen aksesoris pada majalah Mademoiselle.

Namun, pada tahun 1992, ia mulai merasa jika tak ada masa depan lagi bagi dirinya di dunia publikasi, hingga akhirnya memutuskan berhenti. Bersama suaminya, Andy Spade, mereka mulai merencanakan sesuatu ke depan. Kate mulai membuat tas tangan sendiri. Hingga beberapa tahun ke depan, kehidupan mereka hanya bergantung pada pendapatan Andy dan tabungan tersisa saja.

“Ketika kamu tidak memiliki pemasukan, maka kamu harus lakukan apa pun untuk membuat mimpi kamu terwujud,”kata Spade pada Guy Raz lewat podcast How I Built This tahun 2017 lalu.

Berpacu dengan tekanan situasi, Spade mencari di Yellow Pages dan menggunakan jaringannya di majalah fashion tempat ia bekerja dulu untuk menemukan pasokan koleksi tas-nya. Ia tak memiliki pengalaman desain, jadi ia mencari pembuat pola yang bekerja di apartemen. Kate juga ikut bekerja, membuat kliping kertas dan sampel bahan, serta menjahit tiap malam sampai ia terbiasa dengan keterampilan baru itu.

Tahun 1993, Spade menghabiskan lebih dari 4000 dolar untuk bahan-bahan tas-nya dan tiket masuk ke New York City trade show untuk menampilkan koleksi tas perdananya. Sayangnya, ia belum cukup sukses saat itu.

“Kami tak mampu menjual banyak sehingga tak bisa menutup biaya booth,”ujar Spade.

Ia juga sempat berpikir untuk mengakhiri bisnisnya, padahal ia baru saja melegalkan usahanya jadi badan hukum. Namun, Andy membujuknya untuk melihat potensi ke depan. Departemen store Barneys dan Fred Segal cukup antusias melihat koleksi Spade di event itu, dan setuju menjualkan di beberapa toko mereka.

“Katie, kamu punya peluang di dua toko Amerika, kata Andy padanya. “Ayo jangan berhenti.”.

Hingga tiga tahun berbadan hukum, mereka belum menghasilkan keuntungan. Andy yang membiayai semuanya. Namun, di tahun yang sama, Spade mendapat penghargaan dari Council of Fashion Designers of America. Lalu, Saks Fifth Avenue dan Neiman Marcus menginginkan koleksi tas Kate Spade ada di semua toko mereka. Ekspansi ini melipatgandakan potensi bisnis Spade.

Akhirnya, persistensinya terbayar sudah. Sedikit demi sedikit makin besar dan besar. Tahun 1999, Neiman Marcus mengakuisisi 56 persen saham Spade senilai 33,6 juta dolar. Pada pertengahan tahun 2000-an, ritel tradisional mulai terusik e commerce, Neiman Marcus pun menjual Spade ke  Liz Claiborne tahun 2006 sebesar 124 juta dolar. Dan tahun 2017, akhirnya dijual lagi ke Coach (Tapestry sekarang) senilai 2,4 miliar dolar.

fashion
sumber: indulgeexpress

Spade akhirnya memiliki pemasukan signifikan ketika mereka menjual saham 56 persen ke Neiman Marcus tahun 1999 (sumber: Forbes), setelah hampir 10 tahun pasangan Spade menghabiskan dana mereka sendiri untuk pengembangan brand itu. Setelah penjualan saham itu pun, ekspansi Spade dimulai untuk membuat sepatu, pakaian, dan aksesoris lainnya. Mereka bahkan, membuat tas Jack Spade untuk konsumen pria.

Tak lama, sisa saham Spade dijual semua ke Neiman, dan Spade pun mundur sepenuhnya dari bisnis tahun 2007 lalu. Saat itu, Spade ingin fokus untuk membesarkan putrinya Frances Valentine yang masih berusia 2 tahun.

Spade meninggal di usianya yang ke-55, diduga kuat lantaran gantung diri di apartemennya di New York. Sejumlah selebriti ternama sangat menyesalkan dan turut berduka atas tragedi yang menimpa ikon fashion berpengaruh tersebut. Ungkapan duka di antaranya datang dari Ivanka Trump, Chelsea Clinton, Reese Witherspoon, Lena Dunham, dan Mindy Kaling.

Associate profesor fashion design dan merchandising di Virginia Commonwealth University Deidra Arrington mengatakan, seiring ekspansi brand yang desainnya begitu menyenangkan, warna warni, dan cerah, Spade ingin menambahkan elemen kesenangan bagi orang-orang. Ia sangat visioner. Salah satu ukuran nyata pengaruhnya adalah banyaknya tas Kate Spade palsu yang bisa ditemukan di jalan-jalan.

Rata-rata wanita juga pasti ingat tas Kate Spade pertama mereka. Saya pun juga begitu,”ujar Arrington.

 

Racked.com/ Time/CNBC

 


Posted

in

by

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!