Menjawab Tantangan Di Balik Eksistensi Brand Lokal #SmescoNV

UKM Gallery Smesco
Dok. SmescoIndonesia.com

Belakangan tahun terakhir, segala topik yang berhubungan dengan brand lokal selalu mendapat antusias hangat dari berbagai kalangan, termasuk para pelaku usaha. Maka, bermunculan beberapa lokasi belajar untuk mengasah kemampuan mengembangkan produk agar diminati pasar. Dengan perkembangan dunia digital yang makin pesat, makin banyak pula brand-brand baru bermunculan di industri kreatif dengan berbagai latar belakang alasan dan tujuan.

Berbicara soal kekuatan brand lokal, sebetulnya kita bisa sedikit bernostalgia sejak sekian puluh tahun lalu, di mana merek-merek lokal di bidang fesyen seperti Wimo, Buccherri, atau The Executive yang kita kenal hingga saat ini, mulai didirikan. Sedangkan, di bidang kuliner, kita pastinya juga sudah sangat mengenal merk Es Teler 77, Ayam Goreng Suharti, Breadtalk & J.CO, dan masih banyak lagi merk lokal yang tak perlu diragukan eksistensinya. Saat ini, seiring makin berkembang dan kompleksnya selera dan gaya hidup konsumen, turut mendorong para kreatif muda untuk menciptakan brand dengan masing-masing karakter sesuai segmennya.

Smesco Festival 2015
Koleksi Tas Cantik di Smesco Festival 2015 (Dok.pribadi)

Dengan menghadirkan ciri khas muatan lokal yang kental, Smesco Indonesia (http://smescoindonesia.com) pun hadir sebagai salah satu wadah bagi pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk memamerkan potensi karya-karya terbaiknya dari seluruh Indonesia. Melalui UKM Gallery dan Paviliun Provinsi yang telah dibuka dan diresmikan pemerintah sejak tahun 2009 lalu, para pengrajin industri kreatif dari berbagai daerah mendapat sarana untuk mempromosikan produknya lebih luas lagi. Tak hanya Smesco, berbagai pameran bertajuk industri kreatif yang digelar juga selalu menjadi magnet bagi para pengunjung baik dari dalam dan luar negeri. Hal ini pun, selalu dijadikan peluang emas bagi para pelaku usaha.

smesco festival 2015
Lampu-lampu cantik dan kreatif di Smesco Festival 2015 (Dok.pribadi)

Meski demikian, di tengah semangat untuk memajukan brand lokal tentu masih banyak persoalan dan masalah yang membelenggu, di antaranya menjamurnya produk-produk impor palsu yang dijual dengan harga murah, terbatasnya sumber daya manusia dan bahan baku yang berkualitas, sumber pendanaan, minimnya pengetahuan akses pasar, serta serbuan brand impor dengan harga bersaing. Hal ini sudah terjadi sejak belasan tahun lalu, dan bahkan hingga kini menjelang diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2016.

Suasana UKM Gallery Lt 1
Beberapa koleksi tas dan pakaian cantik di UKM Gallery Lt1 (Dok.pribadi)

Dengan kondisi di atas, pemilik produk dan pelaku usaha wajib terus mengasah kemampuan dan pengetahuan untuk tetap terus eksis di pasar dalam negeri. Mengutip pernyataan salah satu pelaku industri kreatif di Tanah Air, Leonard Theosabrata mengungkapkan, banyak pemilik brand yang minim berinovasi lantaran sebagian dari mereka tidak mengerti proses dan hanya menjadi pengikut yang lain saja. Terkadang, mereka pun juga tidak tahu bagaimana sebenarnya brand yang baik itu. Bahayanya, jika sekedar menjadi pengikut dan meniru produk orang lain tanpa tahu prosesnya, sangat berpotensi membuat brand tersebut hanya berumur pendek.

smesco festival 2015
Lucunya tempat sabun dari kayu (Dok.pribadi)

Di mal-mal papan atas yang berada di kota-kota besar, tak bisa dimungkiri jika keberadaan brand lokal masih kalah pamor dibanding brand-brand internasional. Dengan pengenaan pajak yang cukup tinggi ditambah faktor kualitas dan produksi dari si pelaku usaha yang belum mampu konsisten dan berkelanjutan, tentu tidak semua brand lokal bisa terakomodasi oleh ritel atau departement store. Leonard yang juga memiliki toko ritel fesyen untuk anak muda tersebut, mengungkapkan, jika saat ini ada beberapa brand lokal yang masih kurang dalam hal branding, kualitas, serta rantai pasok.

Celah inilah yang kemudian lebih dimanfaatkan tenant brand asing di tokonya yang sudah kuat secara branding. Maka, inilah keterampilan yang harus diasah ke depan agar bisa melahirkan para pengusaha dengan brand-brand lokal yang kuat dan keren. Namun, bukan hanya menjadi jago kandang di negeri sendiri, tapi juga mampu unjuk gigi di pentas internasional seperti halnya yang dilakukan Dian Pelangi, Eiger, Batik Chic, Chameo Couture, Tulisan, Niluh Djelantik atau Dowa.

Indonesia Gallery Wow
Suasana booth Indonesia Gallery Wow di Smesco Festival 2015 (Dok.pribadi)

Dengan dirintisnya Indonesia Gallery WOW akhir tahun ini, semoga bisa dijadikan peluang emas sekaligus pemicu bagi lebih banyak lagi brand lokal untuk naik kelas, meski harus menapaki jalan yang tak mudah. Ya, tentu karena kita semua meyakini bahwa Brand Lokal memang Keren dan “Wow” 🙂

Baca juga: http://karya-mendunia-ini-para-desainer-kebanggaan-indonesia/

 

 


Posted

in

by

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!