Mengapa Orang Pintar dan Berbakat Belum Tentu Sukses?

steve jobs
Steve Jobs, salah satu tokoh berpengaruh dunia. Dia sukses mengembangkan brand Apple, meski tidak mendapat gelar sarjana.
Dok.thewrap

Sering mendengar istilah IQ, EQ, atau SQ? Dalam banyak kajian satu dekade belakangan, para ahli mengungkapkan fakta yang cukup mengejutkan, terutama bagi para praktisi pendidikan formil.

Setujukah anda, bahwa bagaimana cara anda menyikapi masalah ternyata jauh lebih penting dibanding keterampilan dan pengetahuan? Coba anda pikirkan tentang orang-orang sukses yang anda tahu. Lalu, tolong anda deskripsikan sekilas orang-orang itu dalam kata-kata singkat. Cerdas? Percaya diri? Disiplin? Menginspirasi?

Bisa jadi sifat ketiga terakhir di atas adalah yang rata-rata banyak dimiliki orang-orang sukses itu, dengan kata lain, kualitas dan sikap lebih banyak berpengaruh dibanding pengetahuan atau keterampilan. Sisanya, adalah mampu memimpin, kerja keras, sederhana, berani, dan berpengaruh.

Latihan tersebut adalah salah satu dari beberapa jenis yang diadakan saat sesi pembukaan kursus Dale Carnegie “Skills for Success” di New York, AS. Sebagai informasi, Dale Carnegie adalah salah satu tokoh berpengaruh asal AS di era 1930-an sekaligus motivator dan penulis beragam buku laris tentang pengembangan diri, salah satunya “How to Win Friends and Influence People”.

Bahkan, orang terkaya nomor 2 dunia, Warren Buffet adalah salah satu murid Carnegie yang juga pernah mengambil kelas saat di usia muda, dan mengubah hidup Buffet hingga kini sehingga ia lebih berani dan percaya diri bicara di depan publik.

Seorang kontributor Shana Lebowitz, bersama dengan 40 orang lainnya, mengikuti sesi pembukaan “Skills for Success” di awal tahun 2016 ini.

Salah satu hikmah hebat saat mengikuti kelas itu, bahwa sikap yang anda bawa tiap hari untuk setiap tantangan sama pentingnya atau bahkan lebih penting dari pengetahuan dan keterampilan itu sendiri. Ketika atribut tersebut begitu penting, mereka dapat saja hanya tersembuyi atau tak digunakan tanpa upaya untuk mengeluarkannya.

Untuk mengilustrasikan sikap positif yang bisa anda lakukan, instruktur Dale Carnegie, seorang trainer Marc Fowler, menempatkan daftar 21 obyek secara acak (ia kemudian membuka masing-masing obyek tersebut dan menamainya dengan simbol berbeda berdasarkan kata-kata bijak Dale Carnegie). Fowler pun meminta siapa saja di kelas itu untuk kembali menyusun daftar obyek tersebut sesuai simbol penamaan seperti semula, tanpa membuat kesalahan sedikit pun.

Hasilnya? Tidak ada satu pun orang dalam kelas tersebut bersedia melakukannya.

Sikap anda hanya akan menahan anda,”kata Fowler.

Ia lalu menceritakan sebuah kisah yang aneh terkait dengan masing-masing 21 obyek di mana kami harus berpasangan untuk mengingat narasi dan masing-masing obyek itu.

Hasilnya? Hampir setiap yang berpasangan melihat performa mereka meningkat secara signifikan dibanding saat pertama kali mereka harus mencoba seorang diri. Salah satu grup pasangan bahkan berani berdiri di depan kelas untuk mendemonstrasikannya bersama, mereka pun dapat mengingat tiap obyek dari daftar tersebut.

Nyatanya, tidak semua tantangan mudah diatasi. Namun, latihan sederhana itu telah mengajarkan kami untuk meyakini “Ya, saya bisa, bukan sekedar mendemonstrasikan kepercayaan diri semata. Namun, lebih melihat seberapa kuat keinginan kita untuk mencari solusi.

Fowler tidak pernah mengatakan secara spesifik, bahwa kita tak bisa bekerja tanpa berpasangan, mendengar daftar itu lagi, atau menggunakan trik memori tertentu. Namun, jika kita punya sikap positif , kita mungkin menyadari bahwa strategi ini adalah jalan untuk sukses, dan kegagalan bukanlah sesuatu yang bisa dihindari.

Pelajaran ini juga sebetulnya penting di dunia karir pekerjaan. Fowler berkata, organisasi sering kali mempekerjakan orang yang berbasis pada pengetahuan dan keteramplilan. Namun, dengan mengarahkan seseorang memiliki sikap yang tepat, maka mereka bisa mendapat pengetahuan dan keterampilan.

Tapi, bukan berarti pengetahuan dan keterampilan bisa diabaikan begitu saja. Faktanya, banyak orang punya antusiasme dan digunakan di jalan yang salah, sehingga yang ada hanya kesia-siaan. “Kunci sukses adalah gabungan sikap positif, keterampilan tepat serta pengetahuan.

Sikap positif, menurut Fowler, tidak sama dengan idealisme atau optimisme tak terkendali. Pada akhirnya, ia mengatakan, pentingnya kepercayaan diri, “tak peduli apa yang terjadi, saya bisa mengatasinya.”

Anda setuju? 😉

“businessinsider


Posted

in

by

Comments

2 responses to “Mengapa Orang Pintar dan Berbakat Belum Tentu Sukses?”

  1. Sugi Kawulo Alit Avatar

    Hm.. Meskipun terkesan Lambat, tapi pasti 1000% saya setuju ! 😀

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!