mural

Melawan fasisme lewat goresan mural indah

mural
sumber: twistedsiffer

Seni telah lama dijadikan alat pelampiasan atas isu-isu ketidakadilan, penjajahan, bahkan fasisme baik yang tertuang dalam ragam bentuk seperti, puisi, novel, atau musik. Tak terkecuali bagi seorang seniman sekaligus penulis Pier Paolo Spinazze atau dikenal dengan panggilan Cibo, berupaya memerangi ujaran kebencian dan rasisme dengan cara-cara menyenangkan.

Ia membersihkan dinding-dinding jalanan di kotanya Verona hingga menyebrangi Celtic di mana ujaran kebencian yang tertulis di dinding itu ia tutupi dengan goresan mural indah bergambar aneka hidangan menggugah selera, seperti pasta, pizza, buah-buahan, biskuit, dan hidangan penutup lainnya.

mural
sumber: nssmag

Di tengah kekhawatiran bangkitnya ideologi sayap kanan ekstrem dan kebijakannya biasanya ditandai dengan ujaran berbau intoleransi. Maka, sebagai seorang seniman, Cibo merasa jika dirinya harus berkontribusi pada masyarakat, dengan cara menghapus ragam tulisan dan simbol bernada fasis dari dinding-dinding yang berada di jalanan umum.

“Verona bagi saya merupakan galeri, dan saya ingin galeri ini bersih dari ujaran-ujaran tak pantas,”kata pria berusia 30 tahun ini.

mural
sumber: nssmag

Semua berawal saat beberapa tahun lalu, ketika muncul kata “Tito boia” yang tertulis di dinding sebuah rumah di Campagnola di Zevio diselipi dengan simbol kebencian akhirnya tertutup oleh mural bentuk sosis plus saus yang menggoda. Dari sinilah petualangan Cibo dimulai. Melawan kedengkian tanpa kemarahan, namun ia justru mempersembahkan visual aneka makanan khas Italia dengan begitu hidupnya di sudut dinding, gedung, dan properti jalanan.

mural
sumber: nssmag

Ia menyadari bahwa bicara adalah langkah sementara, dan ia tak menampik bahwa ada saja kelompok orang yang mengancamnya atas aktivitasnya itu. Namun, Cibo komitmen untuk melanjutkan langkahnya sebagai bentuk ekspresi bahwa ia ingin menyampaikan sebuah pesan penting bagi audiens dan berharap akan diikuti oleh seniman lainnya.

 

==

Yup, mural menjadi salah satu aspek penting dalam dunia seni yang tak hanya memiliki nilai estetika saja, melainkan juga dalam menyampaikan pesan di ruang publik. Tak heran, jika mural dianggap memiliki kekuatan dalam mengekspresikan ragam aspek kehidupan dari mulai sejarah, budaya, bahkan politik dan sosial suatu masyarakat.

“Mural membangun rasa komunitas. Mural menjadikan masyarakat lebih ramah dan membuat mereka selalu ingin pergi ke tempat itu,”kata muralis Grace McCammond kepada St Louis Public Radio.


Posted

in

by

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!