Promosi adalah salah satu cara untuk memecah kebuntuan penjualan bagi perusahaan. Strategi ini juga biasa dimanfaatkan brand atau perusahaan untuk menaikkan penjualan dalam jangka waktu singkat atau meraih pasar baru. Meski demikian, salah satu tantangan yang banyak dihadapi para pemilik usaha, terutama skala kecil menengah adalah biaya promo yang biasanya memakan porsi paling besar.
Contohnya saja, biaya promo sebuah film rata-rata lebih besar dibandingkan biaya produksinya sendiri. Kesuksesan film Warkop DKI Reborn beberapa waktu lalu misalnya, tak lepas dari upaya rumah produksi Falcon yang menganggarkan biaya promosi cukup besar hingga mencapai Rp15 miliar. Mereka beriklan mulai dari media konvensional, digital marketing, hingga memasang billboard di lokasi umum dan transportasi massal.
Bagi mereka yang punya duit tak berseri, anggaran mungkin tak akan jadi masalah, tapi bagaimana jika dana kita terbatas? Karena tidak semua orang atau leads yang kita miliki mudah diubah menjadi pembeli, maka semakin spesifik target pasar, akan semakin rendah pula biaya promosi yang dikeluarkan.
Persoalan yang umum terjadi adalah kadang kita tidak tahu tujuan melakukan promo. Contoh, apakah untuk menarik pelanggan baru? Mengenalkan produk baru atau membangun awareness? Atau untuk meningkatkan pendapatan per hari, minggu, bulan?
Karena jika beda tujuan, maka akan berbeda pula cara promonya. Ketidaktahuan para pemasar ini akhirnya membuat promosi jadi tidak efektif, sehingga hanya akan membakar duit saja. Selain itu, sering kali kita berpromosi berdasarkan feeling, bukan memaksimalkan penggunaan data yang ada.
Berikut ini adalah beberapa sisi yang bisa dipertimbangkan untuk menciptakan strategi promosi agar lebih efektif dirangkum dari majalah Marketeers;
Pelanggan
Langkah pertama, tentu saja brand atau perusahaan harus melakukan segmentasi dulu, yakni siapa target konsumen yang ingin dituju. Misalnya, ingin menyasar konsumen baru, konsumen lama yang ingin beralih ke kompetitor, atau mempertahankan konsumen lama agar tetap loyal? Setelah menentukan segmentasi, maka perusahaan akan lebih mudah membuat obyektif kampanye pemasarannya.
Perusahaan
Dari sisi perusahaan, maka kita harus menentukan produk mana yang ingin dimasukkan dalam kampanye pemasaran. Pastikan, kita menghitung cermat beberapa aspek penting, seperti stok, besaran diskon, kemampuan gerai, karyawan dan margin. Setelah itu tentukan anggaran dan obyektif kampanye pemasaran, apakah menaikkan nilai transaksi, meningkatkan brand awareness, meraih konsumen baru, atau menjaga loyalitas konsumen lama.
Ide promosi
Ada beragam tipe ide promosi untuk menaikkan penjualan selain diskon, misalnya buy 1 get free, happy hour, bazaar, pop up store, cross sell, customer’s birthday, garansi, piggyback (bundling), member get member, free ongkir, dan lain sebagainya. Ide promosi ini tentunya harus disesuaikan dengan target pasar dan obyektif kampanye.
Implementasi
Pada tahapan eksekusi, perusahaan juga harus menentukan waktu yang tepat, lokasi, serta komunikasinya. Sebagus apa pun ide promosi, jika tidak mampu dikomunikasikan dengan kreatif, maka hasilnya tak akan maksimal.
Evaluasi
Strategi promosi yang sukses adalah yang mampu memenuhi target yang ingin dicapai. Jika, promosi yang dibuat tidak mampu meningkatkan penjualan, maka perlu dievaluasi kembali tahapan-tahapan di atas, seperti idenya, waktu implementasi, komunikasi, atau target pasarnya.
Sebagai penutup, bagaimana menentukan anggaran untuk pemasaran atau iklan, menurut saya artikel Mempelajari Cost Structure Start Up sangat membantu. Intinya, kita harus memastikan bahwa setiap anggaran yang kita keluarkan untuk beriklan harus benar-benar diperhitungkan timbal baliknya.
Leave a Reply