Belakangan tahun terakhir, pop up store menjadi sebuah fenomena tersendiri di tengah menggeliatnya bisnis online di Tanah Air. Awalnya, pop up store menjadi sebuah tren yang menjamur ketika terjadi resesi ekonomi beberapa tahun lalu, terutama di luar negeri. Namun, di Indonesia keberadaan pop up store maupun concept store juga mulai marak, misalnya saja toko online Zalora dan Berrybenka yang kian menyadari betapa pentingnya menyentuh pelanggan secara langsung.
Berbeda dengan toko permanen, pop up store pada dasarnya bertujuan melihat sejauh mana selera, kesadaran, dan kesukaan para calon konsumen terhadap brand tertentu di satu lokasi. Upaya ini bisa dibilang efektif dalam menyebarkan informasi, menggaet target pasar baru, menguji coba sebuah konsep toko atau membangun komunitas dengan maksud meningkatkan angka penjualan ritel.
Ada beberapa tipe pop up, mulai dari yang tradisional, menyewa ruang selama 30-60 hari, sampai menyewa ruang semi permanen untuk beberapa tahun, atau bahkan ritel mobile pop up (berpindah-pindah) dengan menggunakan kendaraan tertentu untuk berjualan di lokasi tertentu. Sifatnya yang sementara ini kemudian memunculkan banyak istilah toko dengan konsep mirip-mirip, selain pop up store dan concept store, juga ada flagship store. Apa perbedaan di antara ketiganya:
1. Pop Up Store
Pop up store terkadang sering disebut mirip dengan concept store. Sebuah toko yang dibangun sementara, biasanya untuk periode tertentu, misalnya 6 bulan saja. Fokusnya bisa untuk menghabiskan sisa stok barang, namun sering juga dimanfaatkan sebagai alat pemasaran untuk meningkatkan brand awareness dalam jangka waktu singkat. Pop up store juga kadang dibangun di tengah-tengah event spesial, yang berupaya memberi impresi dan pengalaman emosional bagi pelanggan mereka.
2. Concept Store
Banyak yang berpikir jika toko yang keren pasti memiliki konsep yang keren pula. Concept store lebih didesain untuk merepresentasikan produk-produk yang cenderung lebih individual, dan personal artisan kepada audiens pasar tertentu. Berikut adalah beberapa poin mengenai ciri-ciri concept store;
- Kombinasi dari beberapa lini produk
- Menjual beberapa brand
- Produk yang ditampilkan memiliki sentuhan personal atau unik
- Memiliki target pasar spesifik
- Memiliki cerita unik
- Produk yang dijual dari mulai fesyen, sepatu, aksesoris rumah tangga, buku, kosmetik, makanan, dan mainan
Jika ingin menjelajah concept store yang keren-keren, kamu bisa jalan-jalan ke Antwerp, Belgia, sedangkan di Indonesia ada The Goods Dept.
3. Flagship Store
Sebagai pembeda signifikan, flagship store tidak dibuat untuk menghasilkan uang. Flagship lebih diperuntukkan sebagai brand wonderland atau perayaan sebuah brand untuk menguatkan presensi dan imej sebuah brand. Terkadang, flagship store juga menjadi taman bermain, laboratorium eksperimen untuk menguji coba layout toko, ide pemasaran, atau mencoba teknologi baru. Eksperimen menjadi fokus utamanya. Contohnya, toko impresif yang dibangun arsitek Zaha Hadid di Milan, untuk koleksi sepatu Stuart Weitzman tahun 2013 lalu.
Leave a Reply