Fenomena industri distro (distribution outlet) dan barang-barang streetwear telah cukup lama berkembang di Indonesia. Meski, awal kemunculan produk streetwear di AS sendiri hanya spesifik diperuntukkan bagi komunitas tertentu saja, seperti penggemar musik rock, indie, atau olahraga surfing dan skateboard, perkembangannya semakin luas hingga sekarang ke banyak negara dunia.
Tak terkecuali, mulai banyak brand lokal di Tanah Air yang mampu menjadi kiblat tren mode dan fesyen bagi anak muda. Puncaknya adalah pada pertengahan tahun 1990-an, kemunculan dan popularitas UNKL347, Ouval Research, dan Harder di Bandung, makin mendorong perkembangan brand streetwear dan distro di Tanah Air. Sebut saja, memasuki era 2000-an anda akan mengenal Bloop, Monstore, Dreambirds, Rown dan masih banyak lagi.
Beberapa barang distro di antaranya adalah produk-produk yang biasa dipakai untuk kegiatan sehari-hari seperti, kaos, jaket, tas, sepatu, topi maupun jeans.
Tapi di balik itu, masih saja ada pertanyaan di benak sebagian orang, “kenapa ya harga barang distro, khususnya kaos “mahal” banget dibanding kaos-kaos biasa/polos yang ada di pasaran?”
Kata mahal di sini, saya beri tanda kutip, karena lagi-lagi ini merupakan persepsi setiap orang. Seperti menjelaskan ukuran besar atau kecil, banyak atau sedikit, mahal atau murah sangat tergantung dengan apa dibandingkan apa serta persepsi orang yang akan membelinya.
Nah, sekarang coba kita bedah satu-satu ya, sebenarnya hal apa saja yang sebetulnya membuat barang distro dijual dengan harga di atas rata-rata menurut persepsi (lagi) sebagian orang;
Koleksi limited edition
Salah satu keunggulan barang distro adalah jumlah setiap koleksi desainnya yang diproduksi secara terbatas. Itulah yang membuat produk distro eksklusif di mata konsumennya. Nilai ekslusivitas inilah yang banyak dicari para penggemar barang distro.
Desain selalu up to date
Yup, faktor satu ini memang tidak bisa diabaikan oleh pemilik brand jika ingin terus eksis di pasaran. Selain model eksklusif setiap periode, desain yang mampu bercerita dan terus diperbarui sangat diperlukan agar mampu menjadi pemimpin perkembangan tren dan mode.
Salah satu contoh label distro Rown di Solo, selalu konsisten meluncurkan desain baru. Per desain pun hanya diproduksi sebanyak 30 potong untuk menjaga ekslusivitas.
Kualitas bahan yang baik
Penggunaan bahan baku yang baik juga menjadi salah satu keunggulan produk distro. Misalnya saja, untuk sebuah kaos distro biasanya dibuat dengan material 100% cotton combed yang sejuk, awet, tidak mudah luntur, serta menyerap keringat.
Konsep desain
Meski semua barang fesyen, khususnya produk distro tampak serupa jika dilihat sekilas, namun tetap ada konsep desain yang berbeda satu sama lainnya. Ketatnya persaingan, menjadikan setiap pemilik brand harus memiliki identitas yang jelas.
Salah satu contohnya, adalah Uncle, label kawakan sekaligus perintis kaos distro ini memiliki gaya desain yang unik, seperti tak hanya mengangkat tema musik, surfing, skateboard, tapi juga kehidupan malam dan seni jalanan dengan sentuhan avant garde dan simple curve yang menjadi karakternya.
Pesan filosofis
Rata-rata produk distro, memiliki pesan filosofis tertentu yang biasanya merepresentasikan idealisme dari pemiliknya. Setiap pemakainya akan merasakan ikatan emosional dari pesan yang disampaikan tersebut. Pemilik distro yang sukses mampu menciptakan kaos yang tidak hanya sekedar “kaos”, namun punya misi dan menciptakan kebanggaan bagi pemakainya.
Bikin brand gak gampang, sob 🙂
Yeah, last but not least, popularitas nama brand menjadi salah satu faktor penting mengapa harga sebuah produk kaos saja bisa ratusan ribu rupiah hehe….
Tapi, ya harus diakui membangun brand bukan perkara gampang. Dari sekian banyak brand bermunculan, mungkin hanya segelintir saja yang dapat eksis, di antaranya karena didukung loyalitas fans serta manajemen tim yang baik.
Maka, tak heran jika terkadang pemilik brand harus mengeluarkan budget tertentu untuk mendapat endorsement dari artis-artis, menjadi sponsor acara di televisi, sponsor acara musik, serta bentuk upaya promosi lainnya agar bisa dikenal luas.
*berbagaisumber
Baca juga: Era Hipster Usai, Inilah Kebangkitan Milenial Yuccies
Leave a Reply