Di era digital seperti sekarang, banyak perubahan terjadi dalam dunia bisnis. Salah satunya adalah proses komunikasi atau penyampaian pesan yang sudah tidak lagi satu arah, melainkan dua arah. Pemasaran konten merupakan gelombang baru dalam dunia digital. Selain efektif, cara ini juga bisa cepat diimplementasikan dan cukup terjangkau untuk dieksekusi.
Berdasarkan riset Demand Metric, pemasaran konten berbiaya 62 persen lebih rendah dibandingkan pemasaran tradisional dan mampu meningkatkan tiga kali lipat prospek. Lalu, bagaimana seorang pemasar menggunakan strategi pemasaran konten menjadi viral untuk membantu bisnis dan klien menarik perhatian lebih banyak pelanggan?
Salah satu syarat rencana pemasaran konten yang sukses adalah memiliki tujuan yang bersinergi dengan keseluruhan strategi pemasaran. Membuat tujuan pemasaran konten dapat membantu strategi menghasilkan tujuan terbaik.
Tujuan pemasaran konten harus menarget obyektif yang menempatkan pelanggan di pusat strategi. Berikut adalah beberapa cara yang membantu anda menetapkan tujuan untuk mendorong performa keseluruhan;
Identifikasi kebutuhan target audiens
Memahami siapa dan apa yang diinginkan audiens anda sangat penting untuk membangun sebuah konten pemasaran, terlebih jika ingin menjadi viral. Di sini, anda perlu memiliki demografi dan gambaran umum seperti target audiens anda. Apa yang ingin mereka baca dan lihat, karena berbeda audiens, berbeda pula cara anda menyampaikan cerita konten.
Sinergikan tujuan konten dan tujuan perusahaan
Dengan brand dan sebuah bisnis kecil tentunya sangat bergantung pada pemasaran konten sebagai strategi pemasaran inti, anda pun berharap metode pemasaran ini bisa menjadi viral untuk semua orang. Jika anda berpikir seperti itu, pikirkan lagi.
Berdasarkan Content Marketing Institute, hanya sekitar 9 persen dari pemasar B2B mempertimbangkan upaya pemsaran konten sebagai cara yang sepenuhnya efektif. Ini berarti pemasaran konten bukan metode pemasaran yang efektif, atau bisnis belum sepenuhnya di jalan yang benar.
Mudah memang menyalahkan keadaan, jika anda menolak melihat “missing link” antara yang bekerja dan apa yang anda lakukan sekarang. Minimnya kejelasan antara tujuan organisasi dan tujuan pembuat konten atas terjadinya ketidakefisienan hasil pemasaran konten.
Maka, yang perlu anda ingat adalah, menciptakan tujuan konten sesuai dengan bagaimana anda mendefinisikan sukses organisasi atau perusahaan ke depan,
Sederhanakan tujuan ke langkah yang terukur
Untuk setiap tujuan pemasaran yang anda buat, pastinya ada proses yang memungkinkan anda untuk mendaftar kemajuan dan mengukur efektivitas dari strategi. Untuk membuat pemasaran konten dapat diukur, gunakan strategi yang terdokumentasi.
Menurut, ahli pemasaran digital, Neil Patel, seorang pemasar konten yang cerdas memiliki strategi yang terdokumentasi untuk mengukur tingkat kesuksesan sbuah kampanye. Strategi yang terdokumentasi dapat diukur dan dievaluasi, yang dapat menggiring pada keputusan yang cerdas dan lebih baik pula.
Tetapkan tujuan
Untuk memahami perspektif ini, tujuan anda harus dapat mengakomodasi lebih banyak pelanggan lewat pemasaran konten. Cobalah menetapkan tujuan dengan statistik, seperti saya harus bisa membuat blog menarik 20 ribu pengunjung sebulan, 500 pelanggan email, 50 leads seminggu, atau 12 klien setiap tahun, dan lainnya.
Dengan menetapkan tujuan, akan lebih mudah bagi anda bekerja dan mengambil langkah yang tepat.
“Memahami dan mendefinisikan sukses dalam pemasaran konten adalah bagaimana kita meraih tujuan. Dengan tujuan yang jelas, tim pemasaran konten kita akan mengidentifikasi apa yang saja yang perlu dilakukan,” kata Marc Smith, Pendiri Top 10 Digital Agencies.
Bermakna dan otentik
Dalam event Girls in Tech Indonesia, salah satu penulis ternama Ollie Salsabeela menyampaikan, pentingnya membuat konten yang memiliki makna. Setelah menentukan target audiens dan tujuan dari pemasaran konten itu sendiri, kini saatnya membuat konten yang benar-benar bermanfaat bagi audiens tersebut. Sebuah konten atau cerita akan menjadi viral jika isinya memiliki makna dan otentik.
Baca juga: Ini 4 Kesalahan dalam Pemasaran Konten
Leave a Reply