Apa yang terbersit dalam pikiran anda ketika mendengar freelancer? Ya, mungkin anda akan berpikir bahwa ini adalah tipe pekerjaan yang jauh dari rutinitas 9-5, tidak punya bos (selain diri sendiri), kerjanya dari proyek ke proyek, dan biasanya bergerak di bidang jasa (web programmer, web designer, penulis, atau penerjemah). Terdengar asyik, bukan? 🙂
Namun, kalau pekerjaan berdasarkan proyek, otomatis penghasilan yang didapat pun jauh dari rutin. Setiap freelancer pun akan menerima skema pembayaran berbeda-beda sesuai kesepakatan dengan masing-masing pihak yakni, klien.
Meski begitu, tetap ada jalan dan cara untuk mengelola keuangan orang-orang dengan tipe penghasilan semacam ini, mungkin tak hanya freelancer, tetapi juga para pemula bisnis.
Jadi, penghasilan yang tak menentu, jangan dijadikan alasan untuk tidak menabung atau berinvestasi. Inilah beberapa cara yang bisa anda lakukan agar keuangan tidak jebol, yakni dengan membuat 4 pos pengeluaran;
Pos rutin
Ini adalah tipe pengeluaran yang berkaitan dengan kebutuhan hidup dan produktivitas. Misalnya saja, membayar listrik, air, telepon, transportasi, belanja bulanan, serta pengeluaran dasar rumah tangga lainnya. (Besaran bagi setiap orang bisa berbeda-beda, tergantung situasi dan kondisi, namun rata-rata berkisar 20-40 persen).
Pos kewajiban
Nah, tipe pengeluaran satu ini berhubungan erat dengan kewajiban anda terhadap pihak ketiga. Misalnya, bayar cicilan rumah, kendaraan, atau utang kepada kerabat (kalau pos ini yang disarankan tidak boleh lebih dari 30 persen).
Pos tabungan dan investasi
Tabungan dan investasi sangat penting jika anda ingin mencapai tujuan-tujuan di masa depan dari apa yang direncanakan selama ini, misalnya membeli rumah, dana naik haji, pendidikan anak, atau mungkin liburan. (Jika dana yang disisihkan makin besar, tentu semakin baik, tapi pastikan anda mulai menyisihkan minimal 10%).
Pos hiburan alias hura-hura
Okay, jika anda sudah menyisihkan untuk pos-pos pengeluaran di atas, tidak ada salahnya jika anda juga punya dana khusus untuk hiburan, entah pergi nonton, karoeke, atau belanja (Tapi, pastikan pengeluaran pos ini tidak lebih dari 20% penghasilan).
Dengan membuat rencana anggaran semacam ini, tentu akan memudahkan anda untuk mengetahui gambaran pengeluaran setiap bulan dan peruntukkannya. Ini juga bisa menjadi patokan untuk menentukan fee atau mengambil proyek dengan bayaran tertentu ke depannya.
Misalnya, anda memiliki pengeluaran Rp5 juta setiap bulan, maka ketika mendapat proyek senilai Rp15 juta, jumlah tersebut tentu bisa untuk menghidupi anda selama 3 bulan. Jadi, pastikan kencangkan ikat pinggang, demi mengontrol biaya pengeluaran dan mengamankan kas anda ke depan.
Sumber: diolah dari QMfInancial.com
Leave a Reply