Kabar cukup mengejutkan datang dari salah satu “The Kardashian Family”, siapa lagi kalau bukan dari si bungsu Kylie Jenner. Namun, kali ini ibu satu anak ini tidak masuk media hiburan, melainkan sebuah majalah bisnis ternama, Forbes. Ia dinobatkan sebagai wanita milyuner termuda di AS berkat bisnis online kosmetik-nya berlabel Kylie Cosmetics.
Usia Kylie yang baru berjalan ke-21 pada Agustus nanti, masuk dalam daftar 60 wanita miliarder versi Forbes 2018. Kylie berada di posisi ke-27 dengan total kekayaan 900 juta dolar atau setara Rp 12,9 triliun. Angka itu mayoritas bersumber dari bisnis kosmetiknya yang ia mulai dari nol sejak akhir tahun 2015 lalu.
Bahkan, ia mampu mengalahkan kekayaan bersih 5 musisi wanita top dunia, seperti Madonna di posisi 36 (Rp8,5 triliun), Celine Dion di posisi 46 (Rp6,18 triliun), Barbra Streisand di posisi 48 (Rp5,75 triliun), Beyonce di posisi 53 (Rp 5,1 triliun), dan Taylor Swift di posisi 60 (Rp5 triliun). Sementara, kakaknya sendiri Kim Kardashian West bertengger di posisi 54.
Bermodalkan penghasilan selama menjadi model, ia menggunakan uang sekitar Rp3,5 miliar untuk memproduksi sebanyak 15 ribu lip kit (terdiri dari lipstik & lip liner). Produk tersebut dibanderol seharga 29 dolar atau sekitar Rp400 ribuan dengan label “ Kylie” dan langsung habis dalam waktu sehari pada 30 November 2015 lalu.
Respon yang bagus di awal itu, terus mengerek popularitas brand Kylie Cosmetics, di mana Kylie pun kerap menjadi model yang memeragakan tutorial dengan label make up-nya sendiri di media sosial. Dengan jumlah pengikut di Instagram yang mencapai lebih dari 111 juta orang, tak sulit rasanya bagi perusahaan kosmetiknya membukukan nilai penjualan sekitar Rp5,7 triliun selama beroperasi kurang dari 3 tahun.
Kala ditanya kunci keberhasilannya, Kylie menjawab singkat bahwa kuncinya ada di media sosial. Di masa kini pengaruh media sosial sudah tak terbantahkan lagi, terutama bagi generasi Z. Bahkan, rasanya Facebook, Instagram atau Snapchat lebih berjasa dibanding peran pemerintah dalam memunculkan wirausaha-wirausaha baru 😀
“Media sosial merupakan platform yang luar biasa. Saya memiliki akses mudah kepada para fans dan pelanggan,”ujar Kylie dikutip Forbes.
Satu hal yang bisa kita pelajari adalah, di era sekarang, perusahaan bisa menjadi sangat efisien di mana proses produksi dan penjualan bisa dialihdayakan pada pihak ketiga yang lebih profesional. Hal ini juga dilakukan oleh Kylie Cosmetics di mana bintang reality show “Keeping Up With the Kardashians” ini hanya mempekerjakan 7 orang karyawan purna waktu dan 5 karyawan paruh waktu.
Kylie memang tidak menjalankan proses bisnis dari hulu ke hilir, seperti halnya yang banyak dilakukan pengusaha zaman old hehe…. Ia menyerahkan proses manufaktur pada produsen yang telah ahli menggarap label-label privat kosmetik yakni, Seed Beauty yang berbasis di Oxnard, California.
Bagaimana dengan penjualan? Kylie juga mengalihdayakan ke jasa penyedia toko online asal Kanada, Shopify yang telah berpengalaman menggarap penjualan online banyak brand di seluruh dunia. Sementara untuk mengurus keuangan dan public relation, ia menyerahkan pada perusahaan sang ibu, Kris Jenner dengan komisi 10 persen yang dipotong dari penghasilan anak-anaknya.
Dengan modal branding yang kuat dan minimnya pengeluaran untuk operasional, maka tak heran jika Kylie mampu mencapai keuntungan yang begitu besar dan menggiurkan. Pertumbuhan generasi Z yang banyak aktif di media sosial memang membuat banyak label di industri kecantikan dengan nilai total 532 juta dolar, mau tak mau harus berkolaborasi dengan banyak social media influencer dan role model.
Hal ini juga dilakukan ahli estetika Anastasia Soare dengan labelnya Anastasia Beverly Hills yang makin meledak penjualannya sejak bergabung di Instagram dan menggunakan jasa influencer pada tahun 2013 lalu. Kini, dengan jumlah pengikut lini kosmetiknya mencapai 17 juta orang, Soare mampu membukukan kekayaan bersih sekitar 1 miliar dolar dan masuk daftar Forbes urutan 21 sebagai wanita terkaya AS 2018.
-Kontroversi-
Meski demikian, ada juga sebagian orang lewat percakapan di media sosial yang menganggap jika kategori milyuner “self made” itu tak tepat disematkan kepada Kylie yang memang lahir dan tumbuh dari keluarga sosialita dan kaya raya. Menjadi bintang televisi sejak usia 10 tahun dan makin populer dengan pekerjaannya sebagai model dan social media influencer menjadikan Kylie dengan mudah mendapatkan apa pun yang ia mau.
Banyak orang percaya Kylie Jenner adalah pekerja keras, mungkin begitu juga dengan orang lainnya di luar sana. Namun, satu hal yang mungkin terlewat oleh Forbes, majalah itu tidak mempertimbangkan faktor bahwa setiap orang tidak memiliki peluang atau akses sama untuk mencapai tujuan. Maka, kerja keras saja memang tak cukup, ada struktur tertentu yang berdampak pada cepat atau lambannya orang mencapai sukses.
Terlepas dari kontroversi itu, saya masih percaya bahwa memang ada pelajaran penting yang bisa kita ambil dari sosok Kylie Jenner, meski kita bukan dia dan part of the Kardashian family (ngga mungkin juga sih) wkwk..
Toh, tak jarang juga selebriti gagal berbisnis, meski mereka banyak uang dan populer. Yeekaann? 🙂 🙂
Sumber: Forbes/Vox
Leave a Reply