Apakah kamu sudah merasa kerja efektif? Ada sebuah cerita menarik, ketika seorang kawan mengikuti pelatihan coach bisnis di luar kota selama seminggu. Sang coach itu menantang para pemilik bisnis untuk meninggalkan kegiatan bisnis selama 2 minggu. Sanggup kaahhh?? Wkwkwk
Dalam urusan pekerjaan, rasanya memang tak mudah meninggalkan segala hal begitu saja apalagi jika tujuannya demi mendapatkan hasil maksimal. Kebutuhan untuk mampu bekerja efektif, nyatanya telah menggiring pada miskonsepsi produktivitas itu sendiri. Bahkan, banyak orang berpikir menjadi sibuk adalah cara untuk menjadi produktif.
Namun, ternyata ada perbedaan signifikan antara menjadi benar-benar produktif dan sibuk, dan ketahuilah cara mencapai hidup seimbang. Apa saja itu?
Orang sibuk membanjiri harinya dengan banyak hal. Orang produktif memangkas 50 persen “to do list” dengan bijak
Orang sibuk berpikir bahwa semakin banyak hal dilakukan selama 8-9 jam sehari di tempat kerja adalah cara kerja efektif. Mereka menyibukkan diri dengan berbagai tugas, dan terus mengulangi seperti itu pada hari berikutnya. Sedangkan, orang produktif tahu benar bahwa mereka tak perlu melakukan 40 to do list. Pendekatan “less is more” merupakan cara kerja orang produktif, di mana mereka tahu mana hal penting yang harus diprioritaskan.
Orang sibuk menggarap tiap tugas. Orang produktif tahu perbedaan antara “genting” dan “penting”
Orang sibuk pada umumnya menghabiskan waktu untuk mengerjakan apa pun karena mereka tak mampu menyusun prioritas utama. Di beberapa perusahaan, banyak hal yang ditandai sebagai pekerjaan yang genting dan harus dibereskan sesegera mungkin alias ASAP. Namun, orang yang produktif selalu paham bagaimana membagi waktu antara pekerjaan genting dan pekerjaan penting.
Orang sibuk selalu mudah “diganggu”. Orang produktif selalu membuat sistem
Ini salah satu poin penting untuk bisa bekerja efektif. Membuat sistem ternyata bukan hanya pekerjaan business owner saja, tapi juga bisa para pekerja umumnya. Orang sibuk biasanya mudah diganggu dengan hal-hal sekelilingnya, misalnya mengecek email secara kompulsif sepanjang hari, dan kerap terganggu tiap kali ponsel berbunyi, atau kebiasaan browsing di media sosial yang tak banyak bermanfaat, seperti menambah wawasan atau inspirasi 🙂
Sedangkan, orang produktif akan menciptakan sistem bahkan untuk pekerjaan yang sederhana sekalipun, seperti mengecek email. Mereka mengalokasikan waktu untuk mengelola inbox email, sehingga mereka bisa lebih fokus pada kebutuhan dan tujuan yang lebih penting di hari itu.
Orang sibuk multitasking. Orang produktif fokus
Orang sibuk bisa mencoba mengerjakan banyak hal dalam waktu yang hampir bersamaan. Sedangkan orang produktif cenderung fokus pada mengerjakan tugas seefisen mungkin. Baca akibat sering bekerja multitasking DI SINI .
Orang sibuk bekerja layaknya minimarket buka 24 jam. Orang produktif tahu kapan harus menutup pintu.
Bagi anak muda, mungkin oke-oke saja menenggelamkan diri seharian dalam pekerjaan apa pun. Tapi, tentu akan tiba waktunya di mana kita harus lebih bijak terhadap hal-hal yang ingin difokuskan ke depan. Tentunya perencanaan dan manajemen waktu menjadi hal yang jadi perhatian orang-orang produktif. Kapan mereka harus keras bekerja, dan kapan harus istirahat.
Sumber: Inc
Leave a Reply