Design is in everything we make, but it’s also between those things. It’s a mix of craft, science, storytelling, propaganda, and philosophy -Erik Adigard-
Buat orang seni atau desain grafis, mungkin ragam teknik ini sudah tak asing lagi. Tapi buat mereka yang masih awam, namun tertarik menggeluti bidang yang berhubungan dengan seni agaknya masih perlu diberi pemahaman lebih dalam. Buat saya pribadi, selama proses pengembangan produk, mencari teknik yang tepat untuk aplikasi konsep yang sudah dibuat memang gampang-gampang susah.
Mau buat produk yang bagus dan premium itu, prosesnya panjang dan menguras pikiran 🙂 , apalagi kalau kita sendiri masih awam dengan teknik-teknik seputar desain. Ya maklum aja wong bukan desainer.
Tapi, kalau kita bisa memahami sedikit teknik ini dari proses pembuatan sampai cetaknya nanti, toh kita sendiri yang bakal puas sama hasilnya, karena produknya bisa one of a kind dan pasti beda dari yang lain.
Berikut adalah beberapa teknik seni grafis yang perlu kita tahu, meski tak perlu harus jadi ahli, minimal tahu dasarnya. Apalagi, jika kita ingin mengaplikasikan salah satu atau beberapa teknik untuk brand kita;
Woodcut
Teknik seni grafis yang satu ini bisa dibilang yang paling tua, woodcut memakai teknik ukiran gambar pada permukaan kayu, yang kemudian diberi tinta dan dicetak.
Linocut
Lebih modern dibanding woodcut, linocut adalah salah satu teknik grafis yang menggunakan linoleum. Kelembutan bahan memungkinkan untuk tampilan lebih bersih, bebas, dan garis lebih cair. Linocut tak hanya bisa diaplikasikan di kayu, atau permukaan relief, tapi juga tekstil.
Etching
Untuk membuat sebuah etching (penggoresan), sang desainer harus menggambar komposisi di atas piringan metal yang dilapisi lilin, lalu merendamnya di cairan asam. Korosi asam yang mengenai garis dan daun lilin utuh, sehingga ketika lempeng piring diberi tinta dan ditekan, kertas akan menyerap gambar secara terbalik.
Engraving
Ini adalah versi mirip etching, seni ukir atau engrave memang cukup dikenal karena banyak diaplikasikan di beragam produk. Pada proses ini, sang desainer akan menggambar langsung di pelat logam, yang kemudian diwarnai oleh tinta hingga dicetak.
Monotype
Tak seperti teknik seni grafis lainnya, proses ini memproduksi edisi unik. Desainer harus menggambar, melukis atau melakukan teknik manipulasi tinta untuk menciptakan komposisi yang lembut di permukaan, yang kemudian diproduksi kebalikannya ketika diaplikasikan di permukaan dasar.
Litography
Teknik yang satu ini dikenal sebagai metode seni grafis paling rumit. Litografi mengharuskan proses gambar dilakukan secara langsung di permukaan datar (biasanya batu) yang dilumuri minyak, lalu ditutup lagi oleh cairan berbasis air. Ketika, tinta berbasis minyak ini diaplikasikan, maka akan dicegah oleh air, dan memungkinkan untuk ditransfer ke permukaan kertas.
Screen print
Teknik satu ini paling umum digunakan dan banyak diaplikasikan di beragam produk, seperti kaos, tote bag kanvas, scarf dan lainnya. Screen print alias sablon dimulai dari memblok tinta stencil yang diaplikasikan di layar. Ketika tinta terhapus melewati layar, secara selektif akan mulai melakukan transfer gambar ke permukaan.
Digital print
Kalau teknik sablon lebih manual, sementara digital print merupakan teknik modern yang menggunakan komputer dan biasanya menggunakan printer ink-jet yang menunjuk pada kabut produk tinta jenuh yang secara seragam menghasilkan gambar. Desainer yang memproduksi hasil karya unik dan terbatas, kuncinya di sini, sama halnya ketika proses ini dipakai untuk memproduksi cetakan umum.
Transfer
Transfer merupakan sebuah proses memindah gambar dari satu permukaan ke permukaan lain, entah dengan cara digosok, ditekan, atau teknik manual lainnya.
Dok. artsy
Leave a Reply