Perkembangan teknologi dan gadget terbaru selama 10 tahun terakhir ini ternyata berhasil mengubah tatanan dunia. Bagaimana tidak? Mereka memengaruhi bagaimana kita hidup, melakukan beragam pekerjaan, mendapat informasi, dan berhubungan dengan satu sama lainnya di dunia.
Kita semua saat ini telah hidup dalam era yang serba praktis, cepat, ditemani gadget layar sentuh teranyar, perkembangan internet luar biasa, dan kemampuan mengetahui kejadian di belahan dunia mana pun hanya dengan jentikan jari dalam beberapa detik. Era terus berganti, kita pun siap menyambut kejutan dari para produsen teknologi di tahun 2016 ini.
Sebelum mencapai proses tersebut, beberapa hal di masa lalu yang mungkin kita sendiri pernah mengalaminya, perlahan mulai menghilang dan usang seiring zaman. Masih ingat, bagaimana anda menggunakan peta untuk mencari alamat, mencari kontak telepon di buku tebal yellow pages atau menggunakan ponsel dengan tombol keras di era 1990-an?
Ya, tentunya, kebiasaan itu sudah semakin langka kita temukan di masa sekarang bukan? Yuk, nostalgia sejenak, sebagai penghargaan untuk beberapa temuan teknologi, dan gadget yang pernah mewarnai hidup kita di masa lalu, dan sekarang perlahan menghilang.
Pager
Belum banyaknya variasi alat komunikasi pribadi di era 1990-an, membuat pager menjadi salah satu gadget yang terbilang jadi favorit di masa itu. Kalau kita ingat, mungkin orang tua kita sendiri adalah pemakainya. Pager merupakan alat komunikasi dengan teknologi sederhana, dengan layar kecil untuk menampilkan pesan pendek hanya dalam beberapa karakter. Usia pager bisa dibilang pendek, karena saat itu, produsen ponsel gencar merilis alat komunikasi yang lebih canggih.
Walkman
Di masanya, memiliki sebuah alat pemutar kaset seperti Walkman adalah sesuatu yang dianggap keren. Tahun 1980-1990-an adalah era keemasan banyak musisi dengan penjualan kaset dan album hingga jutaan keping, turut mendongkrak penjualan walkman hingga ratusan juta unit di seluruh dunia.
Sony menjadi produsen yang paling berjaya merilis produk Walkman, bahkan hingga pertengahan tahun 2000-an bersama mitranya Ericsson, sempat merilis ponsel dengan label Sony Walkman berbagai seri.
Selain walkman untuk pemutar kaset, Sony juga merilis Discman untuk pemutar CD. Sayangnya, eksistensi mereka terancam dan memudar seiring hadirnya alat pemutar musik digital yang lebih kecil dan praktis.
Terlebih, dengan kehadiran iTunes di mana semua orang bisa mengunduh beragam musik favorit mereka dengan biaya murah, semakin menekan penjualan kaset dan CD.
Telepon umum
Saking murahnya harga ponsel dan persaingan antar provider, ada sebuah joke umum, jika saat ini saja, seorang homeless pun pasti punya satu buah ponsel, bagaimana dengan anda? Rata-rata kita punya 2-3 ponsel bukan? J
Di masa lalu, telepon umum koin atau kartu dan keberadaan warung telepon (wartel) cukup menjadi primadona bagi sebagian besar orang. Maklum saja, jaringan telekomunikasi yang masih terbatas, membuat tidak semua orang mampu memiliki telepon kabel sendiri di rumah, apalagi ponsel masih terbatas dengan kartu berbayar yang mahal.
Kini, seiring berjalannya waktu, kita sudah tak lagi menjumpai banyak telepon umum di sebagian besar wilayah perkotaan, kecuali di daerah terpencil yang masih belum tersentuh jaringan telekomunikasi memadai. Tak hanya di Indonesia, sarana telepon umum di luar negeri pun sudah mulai ditinggalkan.
PlayStation
Permainan andalan anak-anak generasi 1990-an ini pertama kali diluncurkan di Jepang di era yang sama pula. Lagi-lagi, konsol game yang banyak diidolakan ini membuat Sony tak hanya sukses sebagai raja di industri teknologi komunikasi, namun juga industri games dunia.
Belum lagi, rekor konsol pertamanya berhasil terjual sebanyak 100 juta unit dalam 9 tahun. Kini, praktis tak ada satu games pun yang tak bisa dimainkan di laptop, tablet, bahkan ponsel kapan pun dan di mana pun anda berada.
Kamera analog
Belum pudar rasanya dari ingatan, bagaimana dunia dikejutkan dengan bangkrutnya perusahaan legendaris fotografi dan film, Kodak beberapa tahun lalu. Lambannya perusahaan ini mengadaptasi perubahan tren, dinilai menjadi biang kerok berakhirnya masa keemasan mereka.
Meski, kamera analog masih diproduksi saat ini, namun jumlahnya kalah jauh dibanding kamera digital yang lebih diminati banyak para calon konsumen. Dan, bukan tak mungkin jika dalam waktu beberapa tahun mendatang, kamera analog hanya menjadi sekedar pajangan di museum.
PDA
Sebelum kehadiran Blackberry, serta kawan-kawan ponsel pintar iOS dan Android, PDA alias Personal Data Assistant memang cukup populer di awal tahun 2000-an. Istilahnya sendiri muncul dan berkembang dari Personal Desktop Assistant. Setali tiga uang dengan pager, popularitas PDA pun tak bertahan lama, dan berakhir sejak 2010 lalu ketika para produsen ponsel pintar membombardir pasar mereka.
Disket
Nah, ini coba diingat-ingat, kapan ya terakhir kali kita menggunakan benda yang satu ini untuk back up data? ;D
Yang saya ingat sendiri, pertengahan tahun 2000-an, saya masih pakai benda ini hehe… Sampai pada akhirnya posisi disket digantikan oleh flash disc yang masih kita gunakan hingga kini.
Ponsel komunikator
Kalau ditanya, ponsel apa yang dipakai di era 1990-pertengahan 2000-an, rata-rata sebagian besar orang pasti menjawab Nokia. Yup, ponsel sejuta umat yang kini harus menerima nasib pahit berakhirnya kejayaan mereka.
Di masanya, brand ponsel asal Swedia ini, memang bisa dibilang sangat inovatif meluncurkan berbagai seri yang hingga kini mungkin masih berkesan bagi para mantan penggunanya. Salah satunya, adalah ponsel model komunikator dari mulai seri 9300, 9300i, 9500, e90, e7, dan e97 mini yang sempat menjadi hits dan kebanggaan, terutama para eksekutif kantoran.
Sayangnya, belakangan terakhir gaung Nokia semakin tidak terdengar karena tergilas oleh masifnya inovasi para produsen ponsel pintar, seperti Samsung dan Apple. Sama seperti Kodak, Nokia dinilai telat merespons perubahan pasar.
*Businessinsider/berbagai sumber
Leave a Reply