
Masih ingat dengan iklan kampanye PSI yang dianggap cringe hingga jadi bahan bully-an banyak netizen? Secara awareness, iklan tersebut berhasil menyita perhatian hingga menjadi bahan omongan, tapi bagaimana dengan aspek availability dan activation? Apakah iklan yang “viral” itu berhasil menaikkan elektabilitas PSI yang katanya “partai milenial”?
Dari aspek politik, tentu banyak faktor yang membuat PSI akhirnya gagal melenggang ke Senayan. Namun dalam aspek komunikasi, iklan yang bagus idealnya punya kekuatan untuk menaikkan imej sebuah “brand”. Dalam sebuah iklan, dari mulai value, tagline, kata-kata, jingle, hingga bintangnya secara alami harus mampu direpresentasikan dengan apik sesuai karakter brand itu sendiri. Kampanye dengan ragam gaya dan tema ini bertujuan untuk menciptakan “riuh” tentang pesan, produk, maupun brand.
Laporan terbaru HubSpot mengemukakan, sebanyak 65 persen pemasar menghadapi banyak tantangan dalam menarik trafik dan prospek. Maka, tak heran jika kampanye digital yang menarik dipercaya mampu menciptakan imajinasi audiens dan ikatan emosi. Yuk, coba tengok beberapa iklan keren berikut dan pelajari elemen apa yang mereka pakai. Beberapa di antaranya adalah favorit saya 😀
1. Gillete – “We Believe: The Best Men Can Be”
Iklan ini muncul sebagai reaksi dari gerakan #MeToo dan sempat mendapat kecaman dari kaum konservatif mengenai perspektif lelaki. Diawali dengan beberapa adegan maskulinitas yang sewenang-wenang, lalu diakhiri dengan beberapa pria yang berupaya mencegah kesewenangan tersebut. Dengan mengangkat isu yang sedang hangat, Gillette berhasil menciptakan “keriuhan” publik.
Asisten profesor bidang pemasaran University of North Carolina Chapel-Hill Claudia Kubowicz Malhotra mengungkapkan, tren korporasi menggunakan isu sosial yang membelah opini masyarakat demi kepentingan branding diperkirakan akan meningkat. Hmm, gimana menurut kalian nih?
2. Microsoft—“We All Win”
Microsoft merupakan salah satu perusahaan berbasis B to B yang tak main-main membangun branding-nya. Mungkin banyak di antara kita merasa skeptis ketika melihat begitu banyak korporasi menggunakan isu gerakan sosial untuk kepentingan keuntungan semata. Namun, membangun kesadaran perubahan positif dan memberi ruang bagi kelompok yang selama ini terpinggirkan bisa jadi merupakan langkah awal yang baik. Sebagai salah satu perusahaan teknologi raksasa, Microsoft ingin menyentuh hati banyak orang tentang kehidupan anak-anak penyandang disabilitas dengan cara elegan dan bermakna.
3. Washington Post — “Democracy Dies in Darkness”
Sebagai salah satu koran tertua di dunia, begitu banyak liputan fakta sejarah menjadi bagian penting perjalanan The Washington Post. Namun, dalam kampanye terbarunya, koran ini ingin menyoroti beragam kekerasan bahkan pembunuhan terhadap jurnalis di seluruh dunia.
Salah satu korbannya adalah Jamal Khashoggi (editor senior The Washington Post) yang dibunuh secara keji dan diduga kuat melibatkan salah satu orang penting Kerajaan Arab Saudi. Di tengah maraknya industri “berita bohong”, Washington Post ingin mengembalikan reputasi sebagai media dengan sumber terpercaya, meski kadang harus dibayar dengan “ongkos” yang mahal.
4. New York Times – The Truth is Hard
Iklan sederhana hanya berbentuk rangkaian kata ini ditampilkan di beragam platform media, dari mulai TV, cetak, media sosial, outdoor, hingga email marketing. Kampanye ini sebagai reaksi atas maraknya fenomena “berita bohong” yang selama ini melekat pada Presiden Trump dan jajarannya hingga berpotensi mengikis keinginan publik untuk menggali fakta sebenarnya.
Iklan ini menampilkan seri pernyataan yang dimulai dengan kalimat “The truth is…. Termasuk merujuk pada pernyataan Trump sendiri. “The truth is the media is dishonest”. Di kanal Youtube, iklan ini sudah ditonton lebih dari 15 juta orang dan diharapkan mampu menciptakan engagement bagi audiens lebih luas. Saat ini, pelanggan digital The New York Times sudah mencapai 300 ribu orang lebih.
5. Burger King – Eat Like Andy
Bagi generasi jaman now, mungkin kita tidak mengenal dekat sosok mendiang Andy Warhol dan bagi banyak orang mungkin iklan Burger King ini terlihat aneh. Iklan ini menampilkan seniman, produser, sekaligus sutradara kawakan AS Andy Warhol yang sedang makan Whopper (salah satu menu andalan Burger King).
Ini merupakan bagian asli dari film “66 Scenes from America” oleh Jorgen Leth tahun 1982 di mana tidak ada editing atau manipulasi teknis video sama sekali. Iklan ini termasuk cerdas, lantaran pada akhirnya meninggalkan rasa penasaran bagi para audiens, seperti “Benarkah itu Andy Warhol? “Nyata-kah dia? Benarkah dia makan Burger King?”
6. Sakeru Gummy – Long Long Maann…
Nah, ini iklan paling favorit dan sempat viral tahun lalu hingga banyak dibuat video reaksi oleh para netizen karena kegilaan copywriter-nya 😀 Gimana nggak yah, nonton iklan 6 menit tapi sama sekali nggak bosan lho. Dalam kompilasi video iklan permen asal Jepang ini, menampilkan cerita bersambung tentang sepasang kekasih dan “orang ketiga” yang selalu membawa permen karet “Loong loooooong maaaaaaan.. diiringi dengan latar lagu bernuansa seksi.
Ibarat nonton cerita berseri, para audiens diajak untuk menikmati iklan hingga bagian terakhir. Percaya atau tidak, ini mungkin jadi salah satu iklan dengan plot twist ending yang bakal bikin kita komentar “Whatttt??! Apaaan sichhh?!! Bangkeee!!” Hahahaha, tonton sampai habis yah 🙂
7. Jollibee – Vow
Salah satu trik para pemasar untuk menancapkan ingatan tentang suatu brand di benak publik adalah dengan memasukkan rasa dalam sebuah jalinan cerita. Hal itu pula yang dilakukan oleh tim Joliibee, sebuah jaringan restoran makanan cepat saji asal Filipina (Joliibee Foods Corporations).
Layaknya, sebuah serial TV, iklan makanan cepat saji ini dikemas apik dengan menampilkan perjalanan awal perkenalan antar seorang pria dan wanita muda hingga menjalin hubungan akrab. Iklan berdurasi kurang lebih 2 menit ini berhasil mengaduk-aduk emosi para audiens-nya, lantaran kisahnya yang begitu membumi dan kerap jadi pengalaman sehari-hari banyak orang.
8. Tile – Lost Panda (Together we find)
Hey, Lost Panda. Pertama kali melihat iklan ini sama sekali nggak nyangka kalau ternyata ini iklan produk berbasis teknologi. Namanya Tile, agak aneh yah hehe... Tapi produk ini memang canggih, karena merupakan bluetooth pelacak yang bisa membantu penggunanya bisa menemukan barang-barang hilang, seperti kunci, dompet, ponsel atau apapun yang dianggap penting. Iklannya? Nggak perlu ditanya deh, storyline dan cinematography-nya keren abis, mengambil tema antropomorfik dengan karakter utama si panda imut yang sedang mencari majikannya. It’s really a heartwarming ads …
Nah, kalau iklan favorit kalian apa nih? 😀
Diolah dari Lemonlight/digitalmarketinginstitute/nerdist
Leave a Reply