Strategi pemasaran media sosial selalu merepresentasikan keunikan tersendiri. Sejak kemunculannya di awal-awal, memang ada pihak yang meragukan ragam platform media sosial ini untuk kepentingan kampanye pemasaran. Namun, saat ini anda bisa melihat, betapa kuatnya pengaruh sosial media, tak hanya untuk promosi produk, namun juga ragam konten publik lainnya.
Tapi perlu diingat, bahwa dunia media sosial berubah begitu cepat, belum lagi dengan potensi kehadiran banyak platform baru di masa depan yang menuntut tiap perusahaan digital harus terus menerus menciptakan inovasi baru. Dan, tahun 2016 ini adalah momentum di mana beragam tren baru terbentuk dan berubah dalam sekejap. Lalu, apa saja tren pemasaran yang kira-kira masih akan mendominasi di tahun ini. Yuk, cek satu-satu 🙂
Tren video
Percaya atau tidak, posting-an video dalam aplikasi media sosial ternyata memang memiliki engagement lebih tinggi dibanding postingan dalam bentuk foto atau tulisan. Mungkin atas hasil riset itu pula, kini jejaring seperti Facebook tampak tak jauh beda dengan Youtube lantaran mulai banyak dibanjiri video sejak tahun lalu.
Tak hanya Facebook, jejaring sosial berbasis video, seperti Periscope (baru-baru ini diakusisi Twitter), Instagram, dan Snapchat juga tak ingin ketinggalan momentum, dengan menampilkan video mengenai keseharian para penggunanya. Dan, kepopuleran jejaring berbasis video ini, tampaknya akan terus berlanjut hingga akhir tahun ini.
Tombol “beli” kian diminati
Facebook dan Pinterest adalah dua platform yang cukup mendapat perhatian tahun ini karena telah memperkenalkan fitur baru berupa tombol “beli” untuk para pengiklan dan pemilik brand. Para pengguna Facebook dan Pinterest yang melihat produk yang disukai bertitel “sponsored” dapat langsung meng”klik” tombol beli itu. Instagram yang juga tak kalah populer tak ketinggalan dengan tren tersebut, dan ke depan bukan tak mungkin banyak sosial media yang mengikuti jejak tersebut.
Aspek fungsi akan makin beragam
Facebook adalah raja media sosial yang kerap menambah fungsi-fungsi baru. Dalam setahun terakhir, mereka telah memperkenalkan artikel instan (bentuk baru publikasi), yang berupa mesin pencari (untuk menemukan artikel atau posting yang ingin anda cari), dan video. Saat ini, mereka mengembangkan asisten digital sendiri. Platform lainnya, seperti Twitter dan Instagram juga mnegikuti jejak tersebut. Tren ini akan terus berlanjut hingga akhir tahun ini, dan memberi ruang bagi para pemasar untuk terus dekat dengan audiensnya.
Pengamanan privasi makin ketat
Setelah kehebohan yang terjadi tahun lalu pada situs kencan Ashley Madison yang dibobol hacker dan dibocorkan data-data para pengunanya, kini makin banyak orang waspada terkait hal-hal yang berhubungan dengan permintaan data-data pribadi. Snapchat, sebagai salah satu aplikasi sosial media berbasis video yang tengah populer ini pun, berupaya untuk menjaga metode keamanan komunikasi dan komunikasi para penggunanya. Facebook juga melakukan hal sama, karena platform yang bisa menjaga keamanan privasi pengguna-nya lah yang akan terus bertahan.
Kompetisi visibilitas organik makin tinggi
Akhirnya, seiring dengan Return of Investment (ROI) pemasaran sosial media makin terbangun dan pemasaran sosial itu sendiri menjadi aksesibel untuk bisnis yang lebih luas, tentunya ada tingkat kompetisi untuk visibilitas organik. Facebook sendiri telah lama, mengesampingkan visibilitas organik, agar orang mau tak mau beriklan, dan semakin banyak bisnis yang muncul di pasaran, tingkat persaingan secara organik pun semakin tinggi, begitu pula di kanal sosial media lainnya.
Sumber: Forbes
Leave a Reply