
Pernah menemukan judul buku di toko buku seperti “Duit Ngalir dengan Bisnis Online” atau “Cara Gampang jadi Kaya Raya?” Apapun itu, pada kenyataannya tidak ada yang semudah membalik telapak tangan, tanpa ilmu dan jam terbang memadai.
Bahkan, trial dan error yang menghabiskan energi, pikiran, dan uang pun pastinya tidak bisa dihindari begitu saja oleh wirausaha pemula 🙂 Ya, berbeda dari tren 10-20 tahun lalu, memulai usaha atau bisnis sendiri kini dianggap keren dan menjadi dambaan banyak orang, terutama kalangan muda. Namun, beda dulu tentu beda sekarang. Kompetisi yang kian menggila dan kemudahan mengakses beragam informasi justru menjadi tantangan tersendiri bagi wirausaha pemula.
Meski, euforia entrepreneurship atau creativepreneurship menjadi hits di mana-mana, bukan berarti segala sesuatunya jadi lebih mudah. Dalam banyak industri, mayoritas start up UKM (bisnis yang belum berumur 5 tahun) biasanya mengalami kegagalan pada tahun pertama hingga beberapa tahun ke depan.
Berdasarkan riset, kegagalan UKM yang terjadi pada tahun 2014 atau 2015 lebih disebabkan karena tantangan untuk mendapatkan pendanaan dan dukungan. Dalam beberapa kasus, kondisi perlambatan ekonomi serta produk yang tidak cocok dengan permintaan pasar juga menjadi faktor penyebab.
Padahal di era sosial media dan teknologi saat ini, semestinya lebih memudahkan banyak calon pengusaha untuk memulai bisnis pertamanya. Lalu, apa yang menyebabkan banyak perusahaan mengalami kegagalan, meski data konsumen melalui teknologi bisa didapatkan dengan mudah?
Nah, karena begitu banyaknya tantangan yang dihadapi, wirausaha pemula tentu harus memupuk terus ilmu dan keterampilannya agar lebih mampu beradaptasi dengan perubahan zaman dan tren.
Lalu, di mana anda harus belajar? Kampus? Bisa saja. Tapi, bagaimana jika anda sendiri terlanjur tidak punya latar belakang kuliah bisnis? Jawabannya adalah bergabunglah di komunitas-komunitas yang bisa membantu anda meningkatkan kinerja bisnis dan penjualan.
Dan, saat ini sangat tidak sulit bagi anda menemukan tempat belajar dan orang-orang yang rela berbagi pengalaman ilmu bisnis. Berikut adalah beberapa komunitas rekomendasi yang bisa anda ikuti;
1. Tangan di Atas (TDA)

Salah satu komunitas bisnis terbesar di Indonesia ini lahir dari para wirausaha dan penggiat Usaha, Kecil, Menengah (UKM), maka tak heran jika sebagian besar anggota adalah para wirausaha pemula, mikro, kecil, dan menengah. TDA juga menjadi salah satu komunitas yang aktif mengembangkan kemampuan bisnis para anggotanya lewat berbagai kegiatan seminar, workshop, dan boothcamp.
Meski, mayoritas usaha anggotanya masih skala kecil menengah, banyak para tokoh top bisnis di negeri ini yang menjadi langganan pembicara dan narasumber komunitas ini, sebut saja pengusaha nasonal Sandiaga Uno, venture capitalist Wempy Dyocta Koto, mantan Presdir XL Hasnul Suhaimi, serta praktisi branding Subiakto Prisoedarsono.
2. Global Enterpreneurship Program Indonesia (GEPI)

Buat anda yang tertarik atau baru memulai bisnis start up yang (berbasis teknologi), GEPI bisa menjadi wadah yang mengakomodasi kepentingan anda untuk menggali ilmu sebanyak-banyaknya melalui pelatihan dan inkubasi. Anda juga bisa memperoleh kesempatan untuk mendapat pendanaan dari para venture capitalist atau angel investor. Setiap bulannya, organisasi yang terdiri dari anak-anak muda ini selalu mengadakan kegiatan workshop atau diskusi bersama guna membahas isu-isu tren dan strategi terkini pengembangan dan pemasaran start up.
Baca juga:
-
Cara Mengetahui Anda Sudah Memiliki Ide Bisnis Mantap
-
10 Ide Jitu Berpromosi untuk Lejitkan Omset
-
Purple Cow: Cara Beriklan Biar Digubris Calon Konsumen
3. Yukbisnis

Yukbisnis selama ini dikenal sebagai marketplace berbasis komunitas yang memasarkan produk-produk para anggotanya di mana kebanyakan adalah para wirausaha muda pemula dan pelaku UKM. Komunitas yang didirikan oleh Jaya Setiabudi ini tersebar di berbagai daerah di Tanah Air, seperti Jakarta, Bandung, dan sebagainya.
Kegiatan utamanya, adalah melakukan komunikasi baik secara offline atau online, negosiasi, diskusi, berbagi informasi, pengalaman, peluang, dan kopdar mengenai topik-topik hangat seputar dunia bisnis. Jika berminat bergabung, anda bisa lebih dulu follow akun-akun sosial media mereka.
4. JCI Indonesia

JCI atau kepanjangan dari Junior Chambers International merupakah salah satu organisasi nasional pemuda berusia antara 18-40 tahun, non politik dan non seKtarian, sekaligus menjadi bagian dari organisasi kepemudaaan internasional terbesar di dunia yang berafiliasi dengan PBB.
Berdiri tahun 1915, dicetuskan oleh Henry Giessenbier di St. Louis, Amerika Serikat dan sejak saat itu menjadi markas besar JCI sampai sekarang. JCI tersebar di 8.000 (cabang) di 127 negara.
Organisasi ini juga rutin membuka rekrutmen terbuka untuk para anggota barunya disertai wawancara dengan syarat profesional, wirausaha, berusia 18-40 tahun, memiliki komitmen tinggi, dan memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat follow sosial media mereka di Facebook JCI Jakarta atau Twitter @JCIJakarta.
5. SB1M

Bagi anda para penggiat digital marketing, tentu sudah tak asing dengan . Dengan mengedepankan bisnis online berbasis afiliasi dan dropship, saat ini, anggota SB1M sudah mencapai 1000 orang lebih di seluruh Indonesia dan luar negeri.
Kegiatan utama komunitas ini memang lebih fokus pada, seperti beriklan lewat Facebook, teknik posting Instagram, teknik membangun situs blog sendiri dan menarik trafik lewat SEO/SEM, email marketing, membuat toko online untuk produk sendiri, memanfaatkan beragam tools aplikasi, cara jualan dropship yang menghasilkan, serta berbagai teknik jitu jualan online lainnya.
Untuk memudahkan dalam mengakses materi, komunitas SB1M ini juga biasa mengadakan kelas bagi para anggotanya, baik yang statusnya free trial atau berbayar. Namun, pertemuan tatap muka di kelas sampai saat ini baru eksis di Jakarta saja, sementara bagi anggota di luar kota/negeri bisa mengakses materi kelas Jakarta lewat Zoom aplikasi siaran langsung. Lebih lengkapnya silahkan klik banner SB1M di atas 🙂
Leave a Reply