Selama ini, investasi dianggap banyak orang merupakan salah satu cara untuk memperoleh kebebasan finansial. Namun, tentu tidak semua orang cermat melakukan investasi, apalagi jika ingin hasil yang dicapai maksimal. Sebelum merencanakan investasi, perlu diketahui ada tiga jenis pendapatan yang biasanya kita kenal yakni, gaji, pendapatan investasi, dan pendapatan pasif.
Nah, tentu saja untuk bisa mencapai kebebasan finansial yang sesungguhnya, maka kita harusnya memiliki pendapatan pasif. Jenis pendapatan pasif ini merupakan penghasilan yang datang tanpa menghiraukan kita bekerja atau tidak. Pendapatan inilah yang mampu menghasilkan uang siang dan malam.
Banyak sekali istilah untuk menyebut pendapatan pasif ini, salah satunya adalah generator pendapatan (income generator). Misalnya, penyewaan mobil, royalti dari buku atau lagu, atau mesin penjaja minuman. Tapi, tentu saja generator pendapatan ini tidak jatuh dari langit begitu saja, melainkan harus dibangun lebih dulu. No free lunch 🙂
Bila kita menginginkan uang kas kita di bank tidak habis begitu saja, maka kita perlu mengetahui cara-cara berinvestasi yang benar dan tepat. Berikut adalah beberapa jenis investasi yang bisa dipertimbangkan potensi besarnya dalam jangka panjang:
1. Keuntungan bisnis

Merintis bisnis adalah salah satu cara yang banyak dilakukan orang untuk menciptakan generator pendapatan versi sendiri. Meski tak mudah pada awalnya, dan tak semua orang juga punya talenta melakukannya, namun jika bisnis tersebut sukses di pasaran tentu akan menghasilkan keuntungan luar biasa bagi pemilik dan para pemegang saham.
Terlebih, jika bisnis tersebut sudah punya sistem dan tim mumpuni, maka sang pemilik bisa mengendalikan bisnis dari mana saja, tanpa harus setiap hari pergi ke kantor. Contoh, Microsoft adalah generator pendapatan bagi Bill Gates, Facebook merupakan generator pendapatan bagi Mark Zuckerberg, atau Honest Company merupakan generator pendapatan bagi Jessica Alba dan masih banyak lagi kisah sukses lainnya.
2. Waralaba
Waralaba adalah sebuah upaya para pemilik merk menjual sistem bisnis yang terbukti sukses dan mudah diduplikasi pihak lain. Pihak yang akan membeli waralaba nantinya diwajibkan membeli paket-paket kerja sama yang sudah disiapkan oleh pemilik merk (franchisor) di mana secara resmi mereka (franchisee) berhak menjalankan usaha dengan merk tersebut. Sementara, pemilik merk, akan memperoleh franchisee fee dalam jumlah tertentu dari keuntungan usaha yang dijalankan franchisor (pembeli waralaba). Contoh, Kebab Turki Baba Rafi adalah generator pendapatan bagi Hendi Setiono, atau McDonald adalah generator pendapatan bagi Ray Croc.
3. Uang sewa properti/ real estate

Properti menjadi salah satu jenis investasi yang juga disukai banyak orang, termasuk oleh para karyawan yang sudah masuk usia pensiun. Tak seperti membangun bisnis yang bisa menguras uang, tenaga, dan pikiran cukup banyak, investasi aset di bidang properti relatif lebih mudah. Tapi, tentu saja, investasi awal yang harus dikeluarkan sangat besar, sehingga kita wajib punya tabungan yang cukup dulu, sebelum membeli properti dan menyewakan pada pihak lain.
4. Peer to Peer lending (P2P)

Inilah jenis investasi yang tampaknya cukup ngehits belakangan terakhir di Indonesia. Meski, merupakan suatu yang baru, namun kini begitu banyak perusahaan jenis P2P ini bertebaran. Sebagai informasi, P2P lending adalah sebuah perusahaan yang mempertemukan para pemberi pinjaman (investor) dengan para pencari pinjaman (borrower).
Biasanya, para pencari pinjaman ini telah disaring dan dianalisa dengan ketat oleh perusahaan P2P, sehingga para investor lebih merasa nyaman saat meminjamkan dananya. Para pencari pinjaman biasanya adalah UMKM yang membutuhkan dana untuk pengembangan usaha. Melalui perusahaan P2P, para peminjam akan disortir berdasarkan kelayakan bisnisnya sekaligus mengumpulkan calon pemberi pinjaman yang kredibel.
Contoh perusahaan P2P lending adalah Koinworks, Investree, Amartha, dan masih banyak lagi. Ada baiknya, cari informasi sebanyak-banyaknya dulu tentang profil perusahaan semacam itu, dan cek kredibilitasnya di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
5. Investasi diri sendiri

Tung Desem Waringin sering menyebutnya investasi leher ke atas, inilah jenis investasi yang tak akan tergantikan oleh berapa banyak pun uang. Karena diri kita sendiri memang aset terbesar dan paling berharga dibandingkan investasi jenis apa pun di dunia.
Seorang financial planner Morgan Ranstrom mengatakan, bahwa membaca 3-5 buku tentang bagaimana strategi mengelola keuangan dan kepemimpinan akan membuat seseorang jauh lebih cerdas dibanding mengambil kursus beberapa bulan.
Tak heran banyak CEO dari korporasi besar yang mengelola dana milyaran dan triliunan rata-rata membaca 60 buku per tahun. Kamu bisa bayangkan betapa sibuknya mereka masih sempat baca banyak buku. Sekarang seberapa sibuk kamu? Hehe…
Tentu saja, buku bukan satu-satunya investasi untuk diri sendiri. Investasi lainnya adalah mengambil kursus, seminar, kuliah, atau belajar dari pengalaman orang lain. Setiap orang selalu punya sesuatu untuk dipelajari.
Happy investing!
Leave a Reply