
Ada artikel opini menarik di Investor Daily baru-baru ini bertajuk “ Ekonomi Digital & Pemilih Milenial”, di antaranya menggambarkan potret seorang pemuda milenial berusia masih di bawah 30 tahun yang mampu meraup penghasilan uang per bulan 5x lipat dari UMR DKI Jakarta. Sebutlah namanya Denny, dan ternyata ia memang tengah mengerjakan proyek desain grafis dari klien kelas kakap, sebuah perusahaan public relation di Inggris. Seperti kebanyakan freelancer, ia bertemu dengan kliennya itu lewat sebuah situs marketplace.
Ya, bermodalkan keahlian yang tepat dan sebuah gawai dengan koneksi internet, pundi-pundi uang mengalir deras ke kantongnya. Tentunya, masih banyak anak-anak muda serupa Denny di luar sana, kaum urban milenial yang siap memecah kebuntuan zaman. Perkembangan teknologi digital seolah menjadikan sebagian kaum milenial ini enggan terikat waktu kerja “9-5”, dan lebih menginginkan fleksibilitas waktu.
Sebuah studi baru-baru ini oleh The New York Times, juga menemukan bahwa semakin banyak industri yang mulai mengakomodasi kerja jarak jauh. Tak heran, jika istilah digital nomad semakin populer di kalangan milenial yang doyan berpetualang. Kerja pun bisa berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain, tiga bulan di Ubud, empat bulan berikutnya ke Chiangmai, berikutnya lagi ke Sydney. Wuihh enak benerr ya, kalau bisa begini tanpa perlu khawatir kehabisan duit 🙂
Tapi, penting pula untuk memastikan apakah kamu benar-benar cocok dengan gaya hidup nomaden dan bisa hidup dari penghasilan online. Ya, karena tak bisa dimungkiri juga bahwa kehidupan sebagai digital nomad pasti mengalami naik turun, dan tak selalu seindah bayangan. Lalu, jenis-jenis pekerjaan apa saja yang sekiranya cocok dilakoni para digital nomad ini?
Dropshipper online
Banyak di antara para wirausaha pemula merugi lantaran produk yang dijual kerap tidak cocok dengan pasarnya. Nah, dengan metode dropshipping ini, kita akan punya lebih banyak peluang untuk menguji coba beberapa produk yang memang direspon baik oleh pasar. Untuk bisa sukses melakoni profesi dropshipper, kita pun harus memiliki pengetahuan bagaimana menjual dan memasarkan produk tersebut lewat internet.
Tak perlu pusing urusan stok dan produksi, karena pihak pemasok-lah yang bakal menangani dan mengirimkan barang ke konsumen. Kita pun bisa melakukan riset produk lebih dulu dan memanfaatkan situs semacam, Oberlo, Aliexpress, atau Teespring sebagai langkah awal. Banyak juga loh para drosphipper asal Indonesia yang sudah mereguk omset besar bahkan ada yang pernah mencapai Rp11 miliar, bermodal pengetahuan riset, marketing, finansial mumpuni dan koneksi internet. Kenapa kemampuan finansial penting juga? Ya, karena jualan juga butuh budget 🙂
Pemasar digital
Tak jauh beda dengan profesi dropshipper, pemasar digital juga punya potensi pemasukan yang tidak bisa dianggap remeh, apalagi jika berhasil mendapatkan klien kakap di luar negeri. Gambaran pekerjaan pemasar digital ini biasanya adalah meningkatkan trafik pengujung online ke situs klien melalui SEO, iklan berbayar, atau pemasaran afiliasi. Semakin terampil kita di satu bidang dan klien merasa puas, bukan tak mungkin ke depan semakin banyak klien yang ingin menggunakan jasa kita. Beberapa situs yang bisa dicoba antara lain Remote, Working Nomads, atau Indeed.
Content writer/Copywriter
Seiring perkembangan digital, maka turut menggiring pula pada peningkatan kebutuhan konten baik untuk situs maupun materi iklan di media sosial. Maka, makin banyak perusahaan di lintas negara yang membutuhkan profesional untuk mengisi konten mereka di mana bahasa asing, terutama Inggris dan komunikasi menjadi nilai jual utama.
Copywriter bertugas menulis secara persuasif untuk mengembangkan kesadaran brand tertentu agar pembaca tertarik untuk membeli produk perusahaan terkait, sementara itu penulis konten dibayar untuk menulis artikel atau blog post di situs.
Desainer grafis
Seperti halnya menulis, desain grafis juga merupakan keahlian lainnya yang banyak dicari perusahaan untuk kebutuhan konten di era digital ini. Sebut saja, desain logo, kartu bisnis, katalog, kemasan, bahkan konten di media sosial dan situs. Beberapa situs populer pencari kerja freelancer ini bisa jadi pilihan, seperti Flexjob, Upwork, atau PeopleperHour. Siapa tahu, bisa dapat klien kakap yang berpotensi menghasilkan pundi-pundi uang yang deras.
Menjual e-book atau afiliasi
Lagi-lagi, jangan pernah biarkan ilmu dan keahlian yang kamu punya disimpan sendiri. Di era internet, menerbitkan sebuah buku ternyata tidak sesulit di masa lalu. Tentu, bukan buku dalam bentuk fisik, melainkan e-book. Kamu bisa menggunakan platform Amazon’s Kindle Direct Publishing, setelah beres kamu pun bisa mengiklankan di blog atau iklan berbayar. Selain e book, menjual produk digital lainnya seperti afiliasi juga masih menjanjikan. Hampir, rata-rata platform digital menyediakan peluang usaha afiliasi dan komisi yang cukup menggoda.
Sumber: Enterpreneur/Forbes/Vice
Leave a Reply