parasite

3 Elemen Pemasaran yang Bisa Kita Pelajari dari Trailer Film

parasite
sumber: variety

Seberapa besar sebuah trailer film berpengaruh pada penjualan tiket tayang perdana di bioskop? Mungkin tidak ada parameter pasti, karena rumah produksi juga banyak melakukan jenis promosi lain, seperti tur promo, outdoor media, atau viral marketing yang unik.

Meski begitu, trailer film memiliki sejarah panjang sebagai tool promosi bahkan model baru pemasaran yang berpotensi membuat sebuah konten viral. Membuat trailer yang efektif tentunya membutuhkan keterampilan mengoneksikan pesan tersembunyi dengan para audiensnya. Kesalahan sedikit saja dalam menyusun trailer maka bisa menghancurkan film secara keseluruhan.

Belakangan terakhir, ada dua film yang menjadi banyak pembicaraan setelah pagelaran Festival Film Cannes. Film asal Korea Selatan Parasite karya sutradara Bong Joon-ho sebagai pemenang penghargaan tertinggi Palme d’Or serta Once Upon a Time in Hollywood karya sutradara Quentin Tarantino yang mendapat standing ovation 6 menit dalam world premiere ajang perfilman bergengsi di Prancis itu.

Kedua film tersebut juga sama-sama menyajikan trailer yang apik, bahkan para audiens cenderung tidak mampu menebak dan memiliki bayangan tentang gambaran besar jalan cerita serta genre utamanya hingga mengundang rasa penasaran begitu dalam.

Namun, kita tidak sedang membahas kedua film tersebut, melainkan bagaimana menyusun sebuah konten pemasaran berdasarkan elemen dalam trailer atau teaser ads sebuah film. Ray Edwards dalam bukunya How To Write Copy that Sells mengemukakan beberapa elemen penting yang bisa kita pelajari dari sebuah trailer film untuk membuat konten pemasaran menarik.

Mulai dengan pancingan yang kuat

Sebuah trailer film yang bagus tidak banyak membuka ide utamanya, melainkan dengan memunculkan sebuah misteri satu demi satu. Biasanya, para sutradara akan menggunakan musik yang menegangkan, suara tak terduga, kabut asap, atau potongan dialog yang bisa memicu rasa penasaran.

Begitu juga ketika kita mempromosikan sebuah produk, idealnya tidak perlu semua fitur dan benefit dipaparkan terlalu gamblang. Riset menunjukkan, bahwa di media sosial para pemasar hanya punya waktu sepersekian detik untuk menggaet atensi audiens.

Kita bisa lihat cara Quentin Tarantino menangkap ketertarikan audiens dengan menampilkan potongan adegan seru di tengah atau akhir cerita. Setelah atensi didapat, kita bisa langsung mengenalkan produk dan layanan.

Tunjukkan sisi emosi

Praktisi periklanan Edward Bernays menekankan pentingnya menyasar otak bawah sadar manusia (yang mengendalikan aspek emosi dan memori) untuk mengomunikasikan pesan tertentu. Tak heran, jika ia menjadi pionir dalam industri public relation/periklanan yang memasukkan kajian ilmu perilaku dan sosial dalam mendesain kampanye persuasinya.

Sebuah konten pemasaran menarik idealnya mampu membuat audiens “merasakan” sesuatu. Menurut master teaser Hollywood John Long, trailer yang bagus memiliki cerita mini yang dirangkum dalam tiga potongan adegan. Pertama, pancing dengan masalah, buat tensi lebih rumit, dan terakhir beri isyarat bagian akhir cerita.

Maka, kita perlu memecah masalah yang dihadapi target audiens lalu buat sebuah narasi brand yang dikemas dengan storytelling menarik. Misalnya, apakah perusahaan kita ada untuk menyelamatkan uang atau waktu konsumen? Apa manfaat yang mereka rasakan setelah membeli produk/layanan dari kita? Apakah hanya kita solusi satu-satunya di mata konsumen?…

Tunjukkan testimoni asli

Hanya sekedar membuat orang tahu atau tertarik tidaklah cukup dalam menjalankan sebuah kampanye pemasaran. Pada akhirnya, kita pun berharap mereka bisa bertindak sesuai dengan tujuan kita, KONVERSI. Maka, kepercayaan merupakan faktor yang tak kalah penting dalam menjalankan sebuah kampanye pemasaran.

Tak bisa dimungkiri, bukti dan testimoni masih menjadi magnet kuat untuk membangun kepercayaan di mata audiens, meski cenderung membutuhkan proses dan waktu cukup lama.

Masih menurut pendapat John Long, sebuah trailer idealnya harus punya cara terbaik untuk mengakhiri potongan-potongan adegan film tersebut. Akhir yang baik akan semakin menyempurnakan perjalanan audiens dalam menerima informasi hingga mereka mengambil keputusan.

Berikut adalah salah satu iklan cokelat Kit Kat yang pernah tayang sekitar tahun 2007 lalu. Bagi saya ini adalah contoh iklan yang punya pancingan kuat (powerful hook) di awal untuk membuat audiens penasaran:

Sumber: coolerinsight/vidyard


Posted

in

by

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!